Laporkan Masalah

Validasi kepucatan telapak tangan untuk diagnosis anemia pada balita oleh tenaga keperawatan dan dokter

USMAN, Yuslely, Prof.dr. Ahmad husain Asdie, SpPD-KE

2001 | Tesis | S2 Ilmu Kedokteran Klinis

Latar belakang: Anemia balita masih merupakan masalah utama di Jndonesia. Selama tidak adanya laboratorium yang benar untuk mendeteksi anemia pada balita di puskesmas, maka masalah ini akan terus berlanjut. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menilai validitas diagnosis anemia pada balita dengan melihat kepucatan telapak tangan. Metodologi: Penelitian ini adalah penelitian diagnosis dengan rancangan penelitian krosseksional. Sampel adalah balita sakit berumur 6 bulan sampai dengan belum mencapai umur 60 bulan yang datang ke puskesmas karena sakit. Dua orang dokter dan dua orang tenaga keperawatan yang telah dilatih sebelumnya memeri ksa kepucatan telapak tangan balita. Setiap sampel diperiksa oleh keempat orang pemeri ksa telapak tangan tersebut dengan cara bergantian. Mereka saling tidak mempengaruhi hasil yang dilihat oleh mereka. Kmudian balita tersebut diperiksa kadar Hbnya dengan metode Hb Cyanmeth. Analisa data dilakukan dengan perangkat lunak SPSS, dengan tabel 2x2 dihitung nilai sensitivitas, spesifisitas, nilai duga positif dan negatif, dan likelihood ratio. Hasil: Dari 123 balita yang diperiksa lebih banyak balita laki-laki dari pada perempuan yaitu terdiri dari 65 orang (52,8%) adalah laki-laki dan 58 orang (47,2%) perempuan, umur rata-rata adalah 26 bulan, dimana umur terendah adalah 6 bulan dan yang tertinggi adalah 59 bulan. Kadar hemoglobin rata-rata pada balita yang diperiksa adalah 10,6 g/dl dengan nilai minimum 4,7 g/dl dan maksimum 14,60 g/dl dan standar defiasi *1,6. Kadar Hbnya Hb <5 g/dl hanya 1 orang (0,8%), kadar Hb 5 - (8 g/dl hanya ada 2 orang (1,7%), kadar Hb 8 - 4 1 g/dl yaitu 67 orang (54,9%).dan balita kadar Hbnya 21 1 g/dl berjumlah 53 orang (43,1%). Prevalensi anemia balita 56,9%. Balita yang dikategorikan kombinasi agak pucat dan sangat pucat dibandingkan dengan tidak pucat untuk kadar Hb 11 g/dl mempunyai sensitivitas 46% oleh dokter dan 53% oleh tenaga keperawatan, spesifisitas anemia 75 oleh dokter dan 69% oleh tenaga keperawatan, nilai duga positif oleh dokter 70% dan 71% oleh tenaga keperawatan, nilai duga negatif oleh doher 5 1 % dan oleh tenaga keperawatan 52%, likelihood ratio (+) 1,8 oleh dokter dan tenaga keperawatan. Nilai kesepakatan atau nilai kappa antar dokter hanya 0,49 dan antar tenaga keperawatan 0,45, yang keduanya termasuk kategori kappa yang moderute (sedang). Kesimpulan: Metode kepucatan telapak tangan dapat dipakai pada pelayanan kesehatan yang mempunyai keterbatasan sumber daya dengan kondisi bahwa seorang balita yang dikategorikan pucat akan 70% kemungkinan menderita anemia, dan metoda ini dapat menemukan anemia balita sebesar 50% dari populasi balita anemia.

Background: Childhood Anaemia is a major public health problem in Indonesia. Since most primary health facilities have to rely on physical signs and not laboratory tests to detect anaemic patients who need therapy. This study aims to assess the validity of palmar pallor as simple clinical signs to predict anaemia. Methods: This study was diagnostic study with cross sectional design. Sample is children with illness (6 months-<60 months) who come to Matraman primary health center. Two physicians and two health workers with had trained before, examined 123 children admitten to primary health center, assessing the pallor of their palmar. After the children's admission, their hemoglobin level was measured by cyanmeth method. Inter observer variability in the detection of palmar pallor could be assessed. Data were analyzed by using SPSS. Results: A total of 123 sample were examined: 65 males (52.8%), 58 females (47.2%), The mean of age was 26 months, which the younger was 6 months and the older was 59 months. The mean Hemoglobin level among these children was 10.6 g/dl. The minimum concentrate of Hb was 4.7 g/dl and the maximum was 14.6 g/dl. 56.9% Children were anaemia. Children categorized combination some palmar pallor and severe palmar pallor were compared to no pallor for hemoglobin level < 11 g/dl had sensitivity 46% by physicians, and 53% by health workers, Specificity 75% by physicians and 69% by health workers, Likelihood ratio (+) 1.8 by physicians and health workers. The inter-rater agreement between the study physician once and the other phvsician for the detection palmar pallor (severe, some, or none) were K =0.49 (moderate). The inter-rater agreement between the study health worker once and the other health worker for the detection palmar pallor (severe, some, or none) were K =0.45 (moderate). The inter-rater agreement between the study physician and health worker for the detection palmar pallor (severe, some, or none) were K =0.32(fair) to 0.55 (moderates). Conclrrsioa: Clinical criteria (combination some pallor and severe pallor) can be used to identify children with anaemia in health services center which not laboratory tests to detect anaemic patients who need therapy, but had sensitivity 50% only

Kata Kunci : Epidemiologi Klinik, Diagnosa Anemia, Kepucatan Telapak Tangan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.