Laporkan Masalah

Penggunaan bahasa di Kota Palu :: Kajian sosiolinguistik dalam ranah jual beli di pasar tradisional

PAADA, Laila Kurniawaty, Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, S.U., M.A

2009 | Tesis | S2 Linguistik

Penelitian ini berjudul ”Penggunan Penggunaan Bahasa Di Kota Palu (Kajian Sosiolinguistik Dalam Ranah Jual Beli Di Pasar Tradisional.” Tujuan penelitian ini adalah: (1) mendeskripsikan kode-kode yang digunakan dalam aktivitas jual beli di kota Palu, (2) menjelaskan tujuan penggunaan kode-kode bahasa dalam aktivitas jual beli di kota Palu, (3) mendeskripsikan pola alih kode yang terjadi dalam aktivitas jual beli di kota Palu, dan (4) menjelaskan faktorfaktor sosial yang melatarbelakangi alih kode itu. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Data dalam penulisan ini bersumber dari peristiwa tutur alami yang terjadi di pasar terbesar di kota Palu yang dipilih berdasarkan purposive sampling. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah metode simak. Peneliti melakukan observasi di daerah penelitian untuk melihat interaksi yang terjadi antara para pelaku dalam aktivitas jual beli. Teknik-teknik yang dilakukan dalam hal penyediaan data adalah teknik dasar dan beberapa teknik lanjutan. Teknik dasar yang digunakan adalah teknik sadap. Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik simak libat cakap, teknik rekam dan teknik catat. Data yang telah terkumpul dianalisis pada saat proses pengumpulan data dan setelah pengumpulan data. Langkah pertama dilakukan dengan cara mengidentifikasi dan mengklasifikasi keragaman bahasa yang digunakan, pola pemilihan, dan faktor-faktor yang menentukan penggunaan bahasa tersebut. Langkah kedua yaitu mula-mula dilakukan transkripsi data hasil rekaman, kemudian dilakukan pengelompokan data yang berasal dari perekaman dan catatan lapangan, lalu menafsirkan penggunaan bahasanya serta menarik kesimpulan tentang penggunaan bahasa pada ranah jual beli di kota Palu. Tahap penyajian hasil analisis data menggunakan metode deskriptif kualitatif. Teknik yang digunakan adalah teknik informal berupa penjelasan atau deskripsi dengan menggunakan kata-kata biasa tanpa menggunakan lambanglambang khusus. Temuan penelitian ini dapat disampaikan secara singkat sebagai berikut. Pertama, terdapat enam kode yang digunakan dalam ranah jual beli di kota Palu, yaitu bahasa Indonesia, bahasa Melayu Palu, bahasa Kaili, bahasa Melayu Makassar, bahasa Jawa, dan bahasa Melayu Manado. Kedua, terdapat 11 tujuan penggunaan kode-kode dalam ranah jual beli di kota Palu, yaitu mendapatkan layanan yang baik, keakraban, latihan menggunakan bahasa, melatih orang menggunakan bahasa, memberi penjelasan, mendapatkan harga murah, bercanda, belajar, mengajar, melakukan barter, dan kelancaran berkomunikasi. Ketiga, terdapat sepuluh pola alih kode yang terjadi dalam ranah jual beli di kota palu, yaitu alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu Palu, bahasa Indonesia ke bahasa Jawa, bahasa Indonesia ke bahasa Kaili, bahasa Indonesia ke bahasa Melayu Makassar, bahasa Melayu Palu ke bahasa Kaili, bahasa Kaili ke bahasa Melayu Palu, bahasa Melayu Makassar ke bahasa Indonesia, bahasa Melayu Manado ke bahasa Melayu Palu, bahasa Melayu Palu ke bahasa Melayu Manado, dan dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu Manado. Pola alih kode yang paling banyak dilakukan oleh penjual adalah alih kode dari bahasa Indonesia ke bahasa Melayu Makassar. Keempat, terdapat empat faktor sosial yang melatarbelakangi kode yang digunakan dalam ranah jual beli pada pasar tradisional di kota Palu, yaitu pergantian orang yang diajak berbicara/partisipan, kebiasaan berbahasa penutur, kemampuan berbahasa lawan bicara, dan hadirnya orang ketiga dalam pertuturan.

The title of this research is ”The Use of Language in Palu (A Study of Sociolinguistics on trade domain at Traditional Market).” The purpose of this research are: (1) to describe codes used on trade activities in Palu, (2) to explain the purposes of using the codes, (3) to describe patterns of code switching on trade activities in Palu, and (4) to describe social factors causing the code switching. The research applied qualitative descriptive approach. The data gathered from natural speech events which took place in trade domain at the biggest traditional market in Palu which had been chosen based on purposive sampling. The method used in gathering data was simak method. The researcher observed the interaction in the trade activities. Techniques used in gathering data consisted of base technique and several continual techniques. The base technique was tap technique. The continual techniques consisted of simak libat cakap technique, recording technique, and note-taking technique. The data were analized at the time of gathering the data and after gathering data. The first step consisted of identification and classification various codes used, patterns of choosen codes, and factors determined the use of the code. The second step dealt with data transcription, grouping data which gathered by recording and taking notes, interpretation the language use and concluding the language use on trade domain in Palu. Interpretation of data analysis used qualitative descriptive method. Informal technique was used in description and explanation data. It did not use special symbols but common words. The findings of this research are: Firstly, there are six codes used on trade domain in Palu. They are Indonesian language, Palu Malay, Kailinesse, Makassar Malay, Javanesse, and Manado Malay. Secondly, there are 11 purposes in using the codes. They are for getting better service, intimacy, practicing language, training other to use language, giving explanation, getting cheaper price, joking, studying a language, teaching a language, doing a barter, and for the smoothness of communication. Thirdly, there are ten patterns of code switching on trade domain at traditional market in Palu. They are code switching from Indonesian language to Palu Malay, Indonesian language to Javanesse, Indonesian language to Kailinesse, Indonesian language to Makassar Malay, Palu Malay to Kailinesse, Kailinesse to Palu Malay, Makassar Malay to Indonesian language, Manado malay to Palu Malay, Palu Malay to Manado Malay, and Indonesian language to Manado Malay. The pattern of code switching from Indonesian language to Makassar Malay is more frequent than other patterns. Fourthly, there are four social factors that causing the code switching. They are the change of participant, the habit of speaker, the ability of respondent, and the existence of the third person in a conversation.

Kata Kunci : Alih kode,Jual,Beli,Pasar,code switching,trade,market


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.