Laporkan Masalah

Bahasa Arab dalam komunitas kampung Arab Pamekasan :: Sebuah tinjauan sosiolinguistik

FUAD, Akhmad Dzukaul, Prof. Dr. I Dewa Putu Wijana, S.U., M.A

2008 | Tesis | S2 Linguistik

Dalam penelitian ini akan diulas bagaimana hubungan antara bahasa dan etnik yang terjadi dalam komunitas Arab di Kampung Arab Pamekasan (KAP). Penelitian ini berangkat dari asumsi bahwa, ada kecenderungan penggunaan sebuah bahasa sebagai sikap untuk menjaga dan mempertahankan identitas kelompok tertentu dan juga untuk menunjukkan eksistensi etnik dalam masyarakat multilingual. Penelitian ini berusaha menjawab tiga persoalan besar, yaitu 1) wujud bahasa Arab yang ada di kAP 2) penggunaan bahasa Arab (bA) dalam komunikasi komunitas KAP dan 3) sejauh mana bahasa Arab kampung Arab Pamekasan (bAKAP) dipertahankan oleh para penuturnya. Pembahasan persoalan pertama akan diorientasikan pada pendeskripsian fiturfitur khas yang dimiliki bA yang berada di KAP, meliputi ciri fonologis, morfologis, sintaksis, dan leksikon. Untuk memecahkan keempat persoalan tersebut penulis memakai analisis perbandingan ala Neogrammarian, yaitu dengan membandingkan leksikon bahasa Arab yang ada di Kampung Arab Pamekasan dengan leksikon bA standar (bAS). Dari perbandingan tersebut diperoleh kecenderungan untuk memodifikasi fonem-fonem bAS ke dalam bAKAP yang berimbas pada hilangnya sebagian fonem khas yang dimiliki bAS. Masuknya fitur lingual bahasa Madura (bM) dan bahasa Indonesia (bI) ke dalam kaidah morfologis maupun sintaksis sebagai akibat dari kontak bahasa yang berlangsung sekian lama. Pembahasan persoalan kedua adalah untuk menjawab bagaimana strategi penggunaan bahasa Arab dalam komunikasi. Guna memecahkan persoalan tersebut penulis menggunkan pendekatan etnografi komunikasi untuk mengetahui pola penggunaan bAKAP dalam komunikasi. Dari analisis tersebut dihasilkan bahwa bAKAP digunakan dalam mekanisme alih kode, baik situasional maupun nonsituasional. bAKAP dipilih sebagai kode oleh seorang penutur dengan mempertimbangkan mitra tutur, media tutur, situasi tutur, dan tujuan tutur yang hendak dicapai. Pembahasan persoalan ketiga adalah untuk menjawab sejauh mana bahasa tersebut dipertahankan oleh para penuturnya. Guna menjawab persoalan tersebut digunakan berbagai instrumen penentu yang nantinya akan menunjukkan pemertahanan maupun pergeseran bahasa pada komunitas KAP. Dari perbandingan tersebut diperoleh bahwa bA yang ada di KAP cenderung untuk bertahan, hal tersebut didukung oleh sikap kaum remaja koAP sebagai bahasa yang dapat menyatukan mereka dalam ikatan persaudaraan. Sikap akomodatif masyarakat komunitas Madura Pamekasan yang turut menggunakan bAKAP sebagai pilihan kode dalam komunikasi mereka juga menjadi faktor yang menjadikan bAKAP tetap eksis sampai saat ini.

This research aims at describing the relationship between language and culture of the Arabic community at Kampung Arab Pamekasan (KAP), Madura. Before conducting this research, the writer has had an assumption that there are tendencies of using a language as a way to maintain a certain group identity in a multilingual community. Therefore, there are three major question to answer, namely 1) what is the form of Arabic language in KAP?, 2) how is the use of Arabic language in Pamekasan?, and 3) how hard is Pamekasan Arabic language maintained by its natives?. The discussion of the first problem is oriented at describing the linguistic features of Arabic language at KAP i.e. phonological, morphological, syntactic, and lecxical features. They are anlayzed by applying Neogrammarian comparative analysis i.e. by comparing the Arabic lexicons at KAP with those in Standard Arabic. The results show that Standard Arabic tends to modify Arabic language at KAP so that certain phonemes in Standard Arabic are lost. Furthermore, the morphological and syntactic rules are also influenced by the contact between Madurese and Indonesian languages. The discussion of the second question is to exsplore the strategy of Arabic language in communication. In line with this, the writer applies the ethnography communication approach to reveal the pattern use of the Arabic language at KAP. The results show that it is used as a mechanism of code switching both in situational and nonsituational contexts as marked code. This code is chosen by the speakers due to several considerations i.e. the participant, instrument, situational context, and ends of speaking. The third discussion, tries to explore the efforts to maintain the Arabic language by its natives. To achieve the goal, the writer uses multiinstrument to value whether language shift or language maintenance that occurs at KAP. The results show that Arabic language of KAP tends to restrain because of the attitude of teens who regard Pamekasan Arabic language as a unity language in brotherhood. Moreover, the accomodative attitude of Madurese community to use Pamekasan Arabic language as a daily language also pretends the existence of Pamekasan Arabic language.

Kata Kunci : Kampung Arab Pamekasan,Bahasa Arab,Komunitas Madura,Alih kode,Pemertahanan dan pergeseran bahasa


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.