Laporkan Masalah

Faktor-faktor yang berhubungan dengan status anemia pada remaja putri murid SLTA di wilayah pantai dan wilayah pegunungan di Kabupaten Gorontalo

ANASIRU, Mohamad Anas, dr. Hamam Hadi, MS.Sc.D

2003 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang : Prevalensi anemia pada remaja puteri masih merupakan masalah karena tingginya angka prevalensi yang ditunjukan oleh beberapa hasil penelitian. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT 1995) menunjukan bahwa secara nasional prevalensi anemia masih tinggi, yaitu pada remaja putri usia 10-14 tahun sebesar 57,1%, dan pada wanita usia subur usia 15-44 tahun sebesar 39,5%. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi anemia serta faktor-faktor yang berhubungan dengan status anemia pada remaja putri di wilayah pegunungan dan wilayah pantai di Kabupaten Gorontalo. Metode : Untuk mengetahui prevalensi anemia digunakan metode Cross sectional dan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status anemia digunakan metode case control . Sampel adalah remaja putri murid SLTA. Jumlah sampel pada penelitian cross sectional 190 murid untuk masing-masing wilayah, Sedangkan pada penelitian case control jumlah sampel adalah 50 murid untuk kasus (anemia) dan 50 murid untuk kontrol (tidak anemia). Pengumpulan data dilakukan secara wawancara dan pengukuran. Untuk memperoleh gambaran distribusi responden berdasarkan variabel penelitian dilakukan analisis univariat, sedangkan untuk mengetahui hubungan antar variabel dilakukan analisis bivariat dan multivariat. Hasil : Prevalensi anemia di wilayah pantai 52,6% dan di wilayah pegunungan 34,2%. Asupan protein, Fe, vitamin A, vitamin C, tanin, fitat, dan okslat pada subyek di wilayah pantai lebih rendah dibandingkan di wilayah pegunungan. Di wilayah pegunungan pengetahuan murid tentang anemia lebih tinggi pada kelompok kontrol, sedangkan di wilayah pantai justru sebaliknya yaitu lebih tinggi pada kelompok kasus. Kesimpulan: Terdapat perbedaan prevalensi anemia antara wilayah pantai dan wilayah pegunungan. Terdapat perbedaan asupan protein, Fe, vitamin C, tanin dan fitat antara wilayah pantai dan wilayah pegunungan. Terdapat hubungan antara asupan protein, vitamin c, tanin, fitat, dan pengetahuan murid tentang anemia dengan kejadian anemia.

Background. Anemia status on adollesence women is problem becaused highly prevalence in some studies. SKRT 1995 showed national prevalence status anemia still highly is 57,1% on women adollesence and 39,5% on women. Objective. To found anemia prevalence and determine the relationship with anemia status of adollesence women on mount areas and beach areas of Gorontalo District. Method. Cross sectional study to found anemia prevalence and case control study to found determine the relationship with anemia status. Subjects were adollesence women in high school. Subjects in study were 190 for one group. Subjects for case control study is 50 for one group. The data collection was conducted by inyterview and assesment. Univariat analysis was conducted get the discription of subject distribution based to study variabel, bivariat and multivariat analysis was conducted to know the correlation inter variabeles. Result. Anemia prevalence in beach areas were 52,6% and in mount areas were 34,2%. Intake protein, Fe, vitamin A, vitamin C, tanin, fitat, and oksalat on subject in beach areas lower than mount areas. In mount areas level knowledge about anemia higher of control group, meanwhile in beach areas contrary higher of case group. Conclusion. To be able not the same as anemia prevalence both beach areas and mount areas. To be able not the same as intake protein, Fe, vitamin C, tanin, and fitat both areas and mount areas. Intake protein, vitamin C, tanin, fitat, and knowledge above anemia the relationship with anemia status.

Kata Kunci : Gizi,Remaja Wilayah Pantai,Anemia


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.