Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi sumber energi dan sumber protein pada pakan basal jerami padi (JP) terhadap sapi potong peranakan Ongole (PO). Penelitian ini terdiri atas empat penelitian pokok, pada semua penelitian JP dan air minum diberikan ad libitum, sedangkan suplemen diberikan berdasarkan berat badan (BB) metabolik (g/l~gW~’~’P).e nelitian I terdiri atas dua tahap yaitu: 1. Penetapan hasil fermentasi rumen (FR), bahan organik tercerna (BOT), dan protein tercerna (PT) JP menggunakan enam ekor sapi PO betina dewasa berfistula rumen, 2. Penetapan transit partikel JP, dedak halus (DH), dan tepung daun lamtoro (TDL) dalam saluran pencernaan, masing-masing menggunakan empat ekor sapi PO betina berfistula rumen. Penelitian II terdiri atas tiga tahap: 1. Pengaruh tingkat suplementasi DH (S. 1) sebanyak 0, 15, 25 dan 35 g (S. 1.0, S. 15, S. 1.25, dan S. 1.35) terhadap hasil FR masing-masing menggunakan enam ekor sapi PO betina dewasa befistula rumen, 2. Pengaruh tingkat suplementasi S. 1.0, S. 1.15, S. 1.25, dan S. 1.35 terhadap BOT dan PT ransum masing-masing menggunakan enam ekor sapi PO jantan muda, 3. Pengaruh suplementasi S. 1.15, S.1.25, dan S.1.35 terhadap sintesis protein mikroba rumen (PMR), konsumsi mineral, dan kineja sapi PO jantan muda, masing-masing menggunakan empat ekor. Penelitian I11 terdiri atas tiga tahap yaitu: 1. Pengaruh tingkat suplementasi campuran (1:l) DH dengan TDL (S.2) sebanyak 15, 25 dan 35 g ( S.2.15, S.2.25, dan S.2.35) terhadap hasil FR masing-masing menggunakan enam ekor sapi PO betina dewasa befistula rumen, 2. Pengaruh tingkat suplementasi S.2.15, S.2.25, dan S.2.35 terhadap BOT dan PT ransum masing-masing menggunakan enam ekor sapi PO jantan muda, 3. Pengaruh suplementasi S.2.15, S.2.25, dan S.2.35 terhadap sintesis PMR, konsumsi mineral, dan kineja sapi PO jantan muda, masing-masing menggunakan empat ekor. Penelitian IV pengaruh suplementasi S. 1.25 dan S.2.25 terhadap transit JP dalam saluran pencemaan sapi PO masing-masing menggunakan empat ekor. Penelitian ini dikejakan menggunakan rancangan acak lengkap split unit, beda nyata antar perlakukan dilanjutkan uji jarak ganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan: Penelitian I, BOT dan PT JP tertetapkan 39,12% dan 1,82 %, konsentrasi N H 3 rumen 22,92 mg/l, sedangkan waktu tinggal JP secara nyata lebih lama (P<0,05) daripada DH, dan TDL dalam saluran pencemaan ( 84,37 vs 66,73 vs 55,70 jam), sedangkan pergantian partikel pakan dalam rumen JP secara nyata (P<0,05) lebih rendah daripada DH dan TDL (1,67 vs 2,18 vs 2,79%/jam). Penelitian 11: 1. tingkat suplementasi S.1.35 dan S.1.25 menaikkan secara nyata (P<0,05) kandungan NH3 cairan rumen dibandingkan suplementasi S. 1.15 dan S. 1 .O (46,53 vs 40,17 vs 25,77 dan 24,05 mg/l), tingkat suplementasi S.1.35 dan S.1.25 menaikkan secara nyata (P<0,05) kandungan asam lemak volatil (VFA) cairan rumen dibandingkan suplementasi S.1.15 dan S.1.0 (56,09 dan 54,19 vs 4721 dan 42,82 mmol/l), 2. tingkat suplementasi S. 1.35 menaikkan secara nyata (P<0,05)dibandingkan S.1.25, S.1.IS, dan S.1.O pada BOT ( 46,86 vs 43,70 vs 40,66 vs 34,09%) dan pada PT (5,5 1 vs 4,58 vs 3,5 1 vs 0,67%). 3. tingkat suplementasi s. 1 .35 menaikkan secara tidak nyata síntesis PMR dibandingkari S. I .25 dan S. 1.15 (62,99 vs 36, 1 0, dan 30,87 Wharf), tingkat suplementasi S. I .35 berbeda tidak nyata dengan S. 1.25 dan S. 1, 15 path konsumsi Ca (1 10,41, 138,78, dan 131,69 mg/kg W°’75) dan S ( 27,03, 26, 1 5, dan 2 1 ,48 mg/kg W°’75), tetapi berbeda nyata (P

The experiment was aimed to identify the effect of supplementation of energy and protein source of rice straw (RS) as basal diet on Ongole crossbred (OC) cattle. This study consisted of four main experiments. RS and water were given cid lib hum, while supplement were provided based on metabolic body weight (glkg W°’7). Expenment I consisted of two stages i.e. (1 ). Determination of result of rumen fermentation (BY), digestible organic matters (DOM), and digestible protein (DPr) of RS using six adult female ruinen fistulated OC cattle; (2). Determination of the passage rate of RS, rice bran (RB), and Leucaena leaf meal (LLM) particles in digestive tracts using four adult female rumen fistulated OC cattle for each feedstuff. Experiment II consisted of three stages i.e. : (1). The effect of supplementation level of RB or S. I (O, 15, 25 and 35 g or S. 1.0, S. 1.15, S. 1.25, and S. 1.35 respectively) on the result of RE using six adult female rumen fistulated OC cattle for each supplement; (2). The effect of supplementation level of S. 1.0, S. I . 15, S. 1 .25, and S. I .35 on DOM and DPr of rations, using six male OC cattle for each supplement; (3). The effect of the supplementation level of SI. 15, S.1.25, and S. 1.35 on the synthesis of mmen microbial protein (RMP), mineral intake (Ml), and the cattle performance using four OC cattle for each supplement. Experiment ifi consisted of three stages i.e. : (1). The effect of supplementation level of mixture (1 : 1) of RB and LLM or S.2 ( 1 5, 25 and 35 g or 5.2. 1 5, 5.2.25, and S.2.35 respectively) on the result of RE using six adult female rumen fistulated OC cattle for each supplement; (2). The effect of supplementation level of S.2. 15, S.2.25, and S.2.35 on DOM and DPr of rations using six male OC cattle for each supplement; (3). The effect of the supplementation level of 8.2.15, S.2.25, and S.2.35 on the synthesis of RPM, MI, and the performance using four male OC cattle for each supplement. Experiment IV was conducted to determine the effect of supplementation S. I .25 and S.2.25 on the passage rate of RS in digestive tract using four adult female rumen fistulated OC cattle for each supplement. Experimental design used in the study was completely randomised design (CRD), and the difference among the supplements was further tested using Duncan’s new multiple range test. The results of the experiment show that: In experiment 1, DOM and DPr of RS were 39.12 and 1.82% respectively, whereas concentration of NH3 in the rumen liquid was 22.92 mgfl. The passage rate of RS was significantly longer (P