Pada tesis ini, penulis telah melakukan penyuntingan terhadap teks Hikayat Seh} Mardan (HSM) dan dilanjutkan dengan analisis menggunakan teori repertoire Wolfgang Iser. Penyuntingan dilakukan dalam rangka penerbitan edisi teks kritis yang dapat dinikmati oleh pembaca masa kini. Penyuntingan ini dilakukan dengan menggunakan prinsip-prinsip metode penelitian filologi. Analisis menggunakan teori repertoire Iser dan dilakukan untuk mengungkap HSM sebagai satu hasil kegiatan bersastra dalam sistem sastra Melayu. Analisis ini ditekankan pada prinsip hubungan komunikasi antara karya sastra dengan pembaca. Setelah dilakukan penyuntingan teks dan analisis repertoire Wolfgang Iser terhadap teks HSM, disimpulkan bahwa teks HSM sebagai sebuah karya memiliki repertoire-nya sendiri yang tidak terpengaruh oleh hal-hal yang ada di luar HSM. Repertoire HSM dihubungkan dengan realitas di luar teks melalui efek yang menunjukkan bahwa HSM merupakan reaksi dari realitas Melayu abad ke-17. Hal-hal familiar yang terkumpul tersebut lantas diseleksi, dikoreksi dan dikombinasikan oleh pembaca. Proses ini disebut defamiliarisasi yang memunculkan perwujudan dari repertoire yang berupa: 1) Cerita pelipurlara yang berjudul Hikayat Malim Dewa sebagai karya terdahulu yang melatarbelakangi kemunculan HSM; 2) Norma sosial dan budaya Melayu Islam (norma raja ideal, kedudukan rakyat, ajaran sufi, hubungan antara raja dengan sufi, hubungan antara raja, sufi dan rakyat; 3) Norma historis yang berupa sejarah kerajaan Islam di Melayu, India (Mughal) dan Turki (Safawi) pada abad ke-16/17.

In this thesis, the author has edited the text of Hikayat Seh} Mardan (HSM) and continued by analysis applied the Wolfgang Iser repertoire theory. Edited version was presented in order to provide a critical text that can be enjoyed by recent readers. Editing applied the principles of philology research methods. Wolfang Iser repertoire theory was applied to reveal the HSM as a result of activities in the system of Malay literature. This analysis focused on the principle of communication between literature with readers. After presenting the edited text of HSM and applying Wolfgang Iser repertoire theory, it is concluded that as a work, the text of HSM has its own repertoire that is not affected directly by factors outside the text. Repertoire of HSM is associated with the reality outside the text through effects. Effects indicate that HSM is a reaction of the Malay reality of the 17th century. Familiar aspects were collected, then selected, classified, and combined by the reader. This process is called defamiliarization that lead to an embodiment of repertoire in the form of : 1) story entitled Hikayat Malim Dewa as a pre-existing work behind the emergence of HSM ; 2) social and cultural norms of Islamic Malay (norm of perfect king, standing folk, Sufi teachings, the relationship between the king and the Sufis, the relationship among the king , Sufi, and folk ; 3) historical norm of Islam in the 16/17th century of Malay kingdom, Indian-Mughal, and Turkish-Safavid.

Kata Kunci : Hikayat Seh} Mardan (HSM), repertoire, raja ideal