Wilayah Yogyakarta memiliki 158.600 ha lahan kritis yang dua zona diantaranya adalah lahan karst, Lahan kritis berkapur atau karst memberikan cekaman abiotik pada tanaman. Melon kultivar TACAPA memiliki sifat unggul hasil penggabungan sifat dari induknya, yaitu ♀ Action 434 X ♂ PI 371795 sehingga melon TACAPA memiliki potensi untuk dibudidayakan pada lahan kritis karst. Asam absisat (ABA) adalah hormon yang diekspresikan oleh tumbuhan pada kondisi cekaman abiotik. CmBG1 adalah salah satu gen peregulasi hormon ABA pada melon yang akan terakumulasi saat tumbuhan mengalami cekaman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh lahan kritis karst terhadap karakteristik fenotip dan molekular melon. Analisis fenotip dilakukan dengan membandingkan beberapapa karakter fenotip sementara analisis molekular dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif dengan spektrofotometer dan Real time PCR. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar karakter fenotip meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, berat buah, serta jumlah biji yang dihasilkan memiliki hasil relatif tidak berbeda nyata antara perlakuan dan kontrol. Karakter fenotip waktu berbunga pertama kali dan Kadar Air Nisbi Jaringan, memiliki perbedaan yang signifikan antara perlakuan lahan kritis dan kontrol. Gen CmBG1 terdeteksi dengan ukuran ± 1258 bp pada semua kultivar. Konsentrasi gen CmBG1 yang diuji melalui spektrofotometri menunjukkan bahwa semua kultivar yang ditanam pada media kontrol memiliki konsentrasi yang lebih rendah bila dibandingkan media tanam dengan perlakuan lahan kritis baik Gunungsewu, Dlingo, maupun Sentolo. Hasil ini sama dengan uji ekspresi gen CmBG1 menggunakan analisis kuantitatif real time PCR. Melon TACAPA lebih unggul dan potensial untuk dikembangkan di lahan kritis karst dibandingkan kultivar melon yang lain.

Yogyakarta district has 158.600 ha critical land and spread off in three Agro Ecosystem zones. Two of them are karsts critical land. Critical lands which contain calcium carbonate in high concentration and water dehydration in upper surface give abiotic stress in wide range of plant. Melon cultivar TACAPA has superior characteristic derived from parental crossing, ♀ Action 434 and ♂ PI 371795 and potential to be developed in karsts critical land. Abscicic acid (ABA) is a phytohormone expressed by plant in abiotic stress condition. CmBG1 is a gene which regulate ABA hormone in melon. The purposes of this research were examining the phenotipical and molecular characters of melon cultivar TACAPA in response to karsts critical land in order to study molecular characterization of CmBG1 gene. Analysis was done qualitatively by using Reverse Transcriptase- PCR (RT-PCR) and Electrophoresis, while quantitative analysis was conducted by observing absorbance score in spectrophotometer. CmBG1 gene expression is examined by using Real time PCR (qPCR). Result showed that almost morphological characters of melon such as plant height, amount of leaves, fruit weight and seed production have no significant differences with melon in control plantation media. Significantly difference results were showed in flowering time and water loss degree. Molecular characters obtained are CmBG1 detected in size ±1258 bp, CmBG1 gene concentrations in melon which planted in control media are lower than melon in critical lands media. These results are similar with the real time quantitative analysis method. It also be revealed that melon TACAPA is more potential plant compared to another cultivar that can be developed in karst critical land area.

Kata Kunci : Gen CmBG1, karst, melon TACAPA, Real time PCR