Laporkan Masalah

DESAIN E-LEARNING UNTUK MODEL PEMBELAJARAN DENGAN PENGENDALIAN UMPAN BALIK

DWIJOKO PURBOHADI, Ir. Lukito Edi Nugroho, M.Sc., Ph.D.

2014 | Tesis | S3 Teknik Elektro

Pembelajaran ideal dapat dicapai jika dijalankan antara satu dosen satu mahasiswa, waktunya mencukupi, ditunjang peralatan mencukupi, serta menggunakan cara-cara pembelajaran yang tepat; dalam kondinsi seperti ini kemungkinan besar mahasiswa mencapai ketuntasan karena dosen sangat mengerti apa yang harus dilakukan saat mahasiswanya mengalami kesulitan (dikatakan pembelajaran memiliki effect size 2,0). Saat ini, seorang dosen menangani jumlah mahasiswa yang banyak sehingga ada keterbatasan memberi perhatian dan perlakuan yang tepat. Akibatnya, kemungkinan mahasiswa mencapai ketuntasan kecil. Berbagai metode pembelajaran telah dikembangkan dengan harapan memiliki effect size yang mendekati pembelajaran ideal, salah satunya menggunakan konsep Mastery Learning (ML). Prinsip dasar ML adalah semua mahasiswa mencapai ketuntasan jika diberi waktu belajar yang cukup, pembelajaran dengan metode yang tepat, dan peralatan yang mencukupi. Materi kuliah dibagi menjadi topik-topik kecil, mahasiswa harus tuntas pada suatu topik sebelum melanjutkan ke topik berikutnya; cara ini diharapkan memiliki effect size 1,0. Pada umumnya, perguruan tinggi menggunakan pembelajaran tatap muka di kelas serta dilaksanakan dengan sistem Satuan Kredit Semester (SKS). Jatah waktu belajar, pembelajaran, dan perlakuan seragam sehingga prinsip ML sulit diterapkan karena bersifat individual (effect size hanya 0,5). E-learning hadir untuk mengatasi keterbatasan pengelolaan pada mahasiswa yang banyak serta untuk pembelajaran individual sehingga dianggap cocok untuk penerapan ML. Tetapi, e-learning dapat membantu mewujudkan prinsip-prinsip ML jika diterapkan dengan menggunakan model yang sesuai. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model e-learning yang mampu mewujudkan ML pada pembelajaran dengan sistem SKS, mempertahankan model tatap muka, dan rasio dosen mahasiswa kecil. Rancangan model perlu diuji terlebih dahulu untuk mengetahui keberhasilan dan keterlaksanaannya melalui eksperiment. Disebut berhasil jika terbukti memiliki effect size di atas 1,0 dan terbukti terlaksana jika variabel-variabel yang berpengaruh dapat dikendalikan. Model dirancang dengan mengadaptasi sistem pengendalian umpan balik pada sistem keteknikan yang umum digunakan untuk pengendalian mesin. Prinsip pengendalian umpan balik pada mesin diadaptasi untuk diterapkan pada manusia supaya terbentuk karakteristik perbaikan hasil belajar setiap mahasiswa secara terus-menerus hingga mencapai ketuntasan. Dengan cara ini, diharapkan prinsip-prinsip ML dapat dilaksanakan dengan lebih sempurna meskipun perbandingan dosen-mahasiswa kecil. Prinsip pengendalian umpan balik dimulai dari mengukur hasil belajar, membandingkan dengan tujuan belajar untuk menemukan masalah belajar. Berdasarkan masalah belajar yang ditemukan, dosen melakuan perbaikan proses belajar sedemikian rupa sehingga masalah belajar dapat dihilangkan secepat dan sebaik mungkin. E-learning dirancang menggunakan Learning Management System (LMS) untuk pengelolaan dan dilengkapi Intelligent Tutoring System (ITS) untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran individual. Rancangan instruksional digunakan untuk menggerakkan proses pengendalian. Kecukupan waktu diperoleh dari kemampuan LMS dan ITS mengelola kegiatan belajar di luar kelas, sedangkan perlakuan yang tepat dilakukan oleh dosen untuk meningkatkan motivasi dan pengetahuan. Karakteristik pengendalian umpan balik ditunjukkan dari terbentuknya siklus pembelajaran-pengukuran-analisis-perbaikan pada ranah individual secara terusmenerus untuk mencapai ketuntasan secepat mungkin. Model diujicobakan sebanyak 3 kali pada kelompok yang berbeda untuk mengukur effect size pembelajaran Bahasa Inggris pada kompetensi gramatikal. Dari pengujian keberhasilan, terbukti model berhasil karena memiliki effect size > 1,0 (percobaan pertama 2,0, kedua 1,31, dan ketiga 1,01). Dari pengujian keterlaksanaan diketahui variabel kentuntasan 93,4% dipengaruhi oleh kenyamanan tampilan, efektifitas tutorial, balikan, motivasi, dan aktifitas, serta dipengaruhi variabel lain yang tidak diketahui sebesar 6,6%. Secara statistik dapat dikatakan model cocok untuk implementasi pembelajaran tuntas pada kompetensi gramatikal matakuliah Bahasa Inggris di lokasi uji yang menggunakan sistem SKS, perbandingan dosen-mahasiswa kecil, dan masih menggunakan model tatap muka.

An ideal learning can be achieved if it is held by one lecturer for one student, have sufficient time, is supported by adequate facilities, and uses appropriate ways. In this kind of condition, most students will achieve mastery because the lecturer will comprehend what he should do when a student has difficulty (it is said that learning has effect size 2.0). Nowadays, lecturer handles too many students so that there is a limitation in giving proper attention and treatment. As a result, the student's chance to achieve mastery is getting narrower. Many learning methods have been created to increase the effect size in order to achieve ideal learning; one of them is by using concept of Mastery Learning (ML) . The fundamental principle of ML is all students can obtain mastery if they are given enough time and appropriate learning method. Lecturing materials are divided into small topics, and students must master in a topic before they can continue to the next topic; this is expected to reach effect size 1.0. Right now, in general, higher educations are still using face-to-face teaching method in the classroom and implementing the credit system. In this situation, the amount of time, teaching method, and treatment are same for all students. It can be said that ML difficult to apply because no individual learning (effect size 0.5 only). Elearning is developed to give a solution for managing many students, as well as individual learning. However, e-learning can help realize the principles of ML when applied using an appropriate model. This research is aimed to develop an e-learning model that suitable for mastery learning which using a credit system, still using the face-to-face model and low lecturer-student comparison. The developed model should be tested for the successfulness and implementation by using an experiment. It is regarded as a successful model when it is proven to have an effect size above 1.0, and it is considered as implemented when the affecting variables can be controlled. The models are developed by adapting feedback controlling system in a technical system which is common for machine controlling. Feedback controlling principle in machine is adapted to be used in human so that learning improvement characteristics of every student can be achieved continuously until they succeed, by using this method, it is hoped that ML principles can be realized in more perfectly although the comparison between lecturer-students is small. Feedback control principle starts from measuring learning result, comparing learning objectives to find learning problems. Based on the learning problems which have been found, the lecturer can revise learning process so that learning problems can be dismissed as soon as possible. E-learning is designed by using the Learning Management System (LMS) for managing and supporting by Intelligent Tutoring System (ITS) for increasing personal learning effectiveness. Instructional design is used to run a controlling process. Sufficient time is obtained from LMS and ITS' ability to manage the online learning process while appropriate treatment is done by lecturer to increase motivation and knowledge. Feedback controlling characteristics is shown by the forming of learning measurement-analysis improvement cycles in individual level consistently to achieve mastery as soon as possible. The model is tried out as much as three times in different groups to measure the effect size of the English learning process in grammatical mastering. From the successful test it is proven that the model is successfully run because it has an effect size > 1.0 (first experiment 2.0, second experiment 1.31, and third experiment 1.09). From the implementation, test, it is obtained that mastery variable 93.4% is affected by display convenience, tutorial effectiveness, feedback, motivation and activity; mastery variable 6.6% is affected by other unknown variables. Statistically, it can be said that the model is suitable for ML which focuses on the grammatical aspects of English lectures on test location which uses the credits system, the lecturer-student small comparison, and still uses the face-to-face method

Kata Kunci : -


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.