Laporkan Masalah

ADAPTASI PERMUKIMAN MASYARAKAT BAJO DI DUSUN KAMBUNO KABUPATEN LUWU TERHADAP DAMPAK PERUBAHAN IKLIM

Rahmiyatal munaja, Prof. Ir. Bakti Setiawan, M.A., Ph.D.

2014 | Tesis | S2 MAGISTER MANAJEMEN BENCANA

Indikasi dampak Perubahan iklim yang terjadi di Teluk Bone diasumsikan telah menjadi salah satu faktor utama terjadinya pergeseran dan perubahan wujud permukiman Masyarakat Bajo di Kabupaten Luwu, ditinjau dari beberapa komponen seperti lokasi, pola permukiman, wujud hunian, serta sarana dan prasarana. Kajian ini dilakukan untuk mengetahui konsep dan wujud awal permukimannya, proses adaptasi permukiman terhadap dampak perubahan iklim serta pandangan masyarakat terhadap hasil adaptasi permukiman tersebut ditinjau dari kesesuaian konsep masa lampau dan kemampuannya dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim, dengan menggunakan metode campuran melalui wawancara mendalam dan FGD, pengolahan hasil penelitian terdahulu terhadap dampak perubahan iklim di Teluk Bone, dan perhitungan kenaikan muka air laut dengan metode Least Square. Permukiman ini pada awalnya berupa permukiman di atas laut , tersebar di beberapa titik perairan Teluk Bone di Kabupaten Luwu dengan konsep hunian mikrokosmos. Telah terjadi proses adaptasi permukiman terhadap dampak perubahan iklim secara langsung dan tidak langsung serta tidak sepenuhnya disadari oleh masyarakat. Beberapa perubahan wujud permukiman ini, menurut pandangan Masyarakat Bajo telah jauh meninggalkan konsep awal bermukim yang beberapa di antaranya terjadi atas dasar kebutuhan dan kesadarannya sendiri, namun cukup mampu mengatasi dampak perubahan iklim yang terjadi. Meskipun demikian, mereka menyangsikan kemampuannya di masa mendatang jika dampak yang dirasakan berupa gelombang pasang, cuaca ekstrem dan kenaikan muka air laut mengalami peningkatan intensitas dan skala. Masih terdapat wujud hunian vernakular yang bertahan dengan kualitas rendah dan sangat rentan terhadap bencana akibat dampak perubahan iklim. Penyadaran masyarakat terhadap kekayaan budaya bermukimnya serta semangat mempertahankan konsep dan wujud permukiman tersebut adalah hal yang penting dan mendesak. Solusi yang perlu ditempuh adalah penyusunan dan penerapan strategi adaptasi permukiman terhadap bencana sebagai dampak perubahan iklim dengan tetap mempertahankan kelestarian konsep dan wujud dasar permukiman Masyarakat Bajo sesuai dengan amanat Undang-Undang Penanggulangan Bencana dan Undang-Undang Penataan Ruang. Kata kunci : Perubahan iklim, adaptasi, permukiman pesisir, Masyarakat Bajo, Teluk Bone

The Indication of climate change impacts that occurs in the gulf of Bone is assumed as one of the main factors that shifts and changes the entity of Bajau settlement in Luwu Regency, viewed from several components such as location, settlement patterns, appearance of houses, facilities and infrastructure. The study aims to comprehend concept and initial appearance of the settlement, the adaptation process of settlement to climate change impact and the perception of community on result of the climate change adaptation viewed from proper past concepts and its capacity to anticipate impacts of climate change. The study employs mixed methods in form of deep interview and FGD; organizing previous researches on the impacts of climate change in the gulf of Bone; as well as counting sea level rise rate using Least Square method. This settlement was originally built over the sea, scattered in some locations in the gulf of Bone in Luwu Regency, embracing microcosmos concept of housing. The settlement has undergone process of adaptation toward the impacts of climate change both directly or indirectly, and has totally missed from people’s attention. Some changes in the settlement’s appearance, in Bajau people’s opinion, has far ignored the past settling concepts which some of them occur according to the need and conscious of the people themselves, yet adequate in preventing the impacts of climate change. Nevertheless, people hesitate with its future capacity if the resulting impacts such as the tidal wave, extremes weather and sea level rise continue increasing in scale and intensity. Still, there are vernacular housing that survives with low quality and vulnerable to upcoming disaster as a result of climate change. Encouraging people’s awareness on the rich of their settling culture and the intention to maintain concept and the entity of the settlement is urgent and crucial. The solution which needs to considered is to arrange and to apply adjustment strategies on disasters as a result of climate change by preserving basic concepts and the entity of Bajau settlement according to law of disaster management and spatial planning. Keywords: Climate change, adaptation, coastal settlement, Bajau, The Gulf of Bone

Kata Kunci : Perubahan iklim, adaptasi, permukiman pesisir, Masyarakat Bajo, Teluk Bone


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.