Organisme yang terpapar kebisingan, dapat mengalami stres dan memicu timbulnya mekanisme respon fisiologis yang kompleks dan perubahan perilaku. Respon tubuh dalam menanggapi stres melibatkan koordinasi sistem saraf dan hormonal, dimana kinerja dari kedua sistem tersebut akan memicu perilaku waspada. Perilaku waspada berpengaruh terhadap kondisi fisiologis, yakni penyediaan glukosa. Hepar sebagai organ penyimpanan glikogen memiliki peran penting dalam penyediaan glukosa untuk sumber energi melalui proses glikogenolisis atau glukoneogenesis. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh kebisingan terhadap perilaku, fungsi dan struktur hepar tikus putih (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769) betina galur Wistar terkait peran hepar dalam penyediaan glukosa. Hewan uji berjumlah 48 ekor, dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan dan kontrol yaitu perlakuan 1; 3; 7; 14; 21; dan 28 hari. Perlakuan diberikan secara sham menggunakan rat repeller dengan frekuensi 45.000 Hz dengan intensitas 120 dB selama 30 menit per hari. Data dibandingkan secara relatif antar kelompok perlakuan dan kontrol, dengan nilai kisaran normal yang didapat dari nilai baseline. Sebagian besar perilaku hewan uji yang teramati adalah grooming dan sleeping. Kadar bilirubin pada semua kelompok perlakuan normal. Kadar SGPT yang diamati berada pada kisaran normal kecuali kelompok perlakuan 14 hari dengan nilai SGPT 72,9 U/L. Pengamatan histologis hepar dengan metode parafin menggunakan perwarnaan hematoksilin eosin, menunjukkan adanya kerusakan sangat ringan dan ringan di kelompok kontrol dan perlakuan. Melalui penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kebisingan dengan frekuensi 45.000 Hz selama 30 menit dan maksimal pemberian 28 hari tidak menimbulkan stres, tidak menyebabkan gangguan fungsi hepar, dan menyebabkan perubahan struktur hepar tikus putih pada tingkat sangat ringan sampai ringan.

Organisms exposed with noise will experience stress, can trigger complex physiological response mechanism, and change behavior. The body’s adaptation against stress involves the coordination of nervous and hormonal system. It will affect behavioral and physiological changes. Liver is an important organ to store glycogen. In stress condition liver will trigger either glycogenolysis or gluconeogenesis to maintain body’s glucose rate in normal value. These processes may give effect on liver’s function and structure. This research was aimed to study the effect of noise exposure on the behavior, function and structure of Wistar female albino rat’s liver (Rattus norvegicus Berkenhout, 1769). These 48 individuals were divided into 6 groups, namely control and treatment 1; 3; 7; 14; 21; and 28 days and given sham treatment using rat repeller with frequency of 45.000 Hz (ultrasonic), 120 dB for 30 minutes per day. The data relatively compared between treatment and control groups, with normal range of values obtained from baseline. Behaviors that almost there in every group were grooming and sleeping. Bilirubin levels in all treatment groups were normal. SGPT levels were in the normal range except in the group treatment 14 days with values of SGPT 72.9 U/L. Liver microanatomy then observed using hematoxylin eosin coloring method, showed very mild and mild damage in all of control and treatment groups. It can be concluded from this research that noise using ultrasonic waves with frequence of 45.000 Hz for 30 minutes with maximum exposure of 28 days have not made stressed behavior, have not interfered liver function but caused structural changes in the liver of rat at the level of very mild to mild.

Kata Kunci : Kebisingan, perilaku, ultrasonik, uji fungsi hepar, struktur histologis