Laporkan Masalah

INFEKSI PARASIT GASTROINTESTINAL DALAM HUBUNGANNYA DENGAN UMUR GAJAH SUMATERA (Elephas maximus sumatranus) DAN FRAGMENTASI HABITAT BUKIT TIGAPULUH JAMBI

MUHAMMAD TAUHIDNURSA, Dr.drh.R.Wisnu Nurcahyo

2014 | Tesis | S2 Sain Veteriner

Bukit Tigapuluh merupakan salah satu area konservasi yang paling penting di Pulau Sumatera dan mempunyai fungsi strategis untuk mendukung konservasi hidupan liar termasuk salah satu spesies kunci endemik Indonesia; Gajah Sumatera Elephas maximus sumatranus. Bukit Tigapuluh mendapatkan ancaman oleh proses alih fungsi hutan menjadi perkebunan. Alih fungsi hutan telah menyebabkan fragmentasi habitat gajah dan menciptakan tiga habitat dengan kondisi yang berbeda. Alih fungsi hutan menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem akan berdampak terhadap kehidupan satwa termasuk mikroorganisme dan parasit di dalamnya. Penelitian mengenai Gajah Sumatera di habitatnya beserta parasitnya belum pernah dilaporkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan proporsi dan intensitas infeksi parasit gastrointestinal dan mengevaluasi struktur umur Gajah Sumatera di habitatnya. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui hubungan antara intensitas infeksi parasit gastrointestinal dengan umur gajah. Sebanyak 285 sampel feses gajah telah diukur diameternya untuk memperkirakan kelas umurnya dengan menggunakan persamaan the von Bartalanffy Growth. Sampel-sampel tersebut dikoleksi dari 3 habitat gajah dengan karakter yang berbeda (masing-masing habitat diambil 95 sampel). Diameter sampel-sampel feses dari ketiga habitat dibandingkan menggunakan uji chi kuadrat. Pemeriksaan parasitologi terhadap sampel feses dilakukan dengan menggunakan metode pengapungan, pengendapan dan McMaster. Prevalensi dan tingkat infeksi pada ketiga habitat dibandingkan menggunakan uji chi2. Hubungan tingkat infeksi dengan umur gajah diuji menggunakan Spearman’s Range Test. Hasil pemeriksaan parasit teridentifikasi telur cacing Strongyloides sp., telur strongyle, dan telur Fasciola sp. Prevalensi Strongyloides sp. paling tinggi (48%) diikuti Fasciola sp. (17%) cacing strongyle (9%). Prevalensi parasit di area PT.TMA paling tinggi, prevalensi parasit di area bekas PT. DHE paling rendah dan di area PT. LAJ blok 4- Desa Muara Sekalo moderat. Populasi gajah didominasi oleh kelas umur pradewasa (subadult), diikuti oleh umur dewasa (adult) dan remaja (juvenile). Hasil penghitungan menggunakan Spearman’s Range Test menunjukkan tidak ada hubungan antara umur gajah dengan tingkat infeksi.

Bukit Tigapuluh is one of the most important conservation areas in Sumatra Island and it has strategic function supporting wildlife conservation including one of the Indonesian endemic key species Sumatran Elephant Elephas maximus sumatranus. Forest conversion is the main threat to Bukit Tigapuluh ecosystem. Forest conservation causes habitat fragmentation and resulting three habitats in different conditions respectively. Forest conversion also disturbs ecosystem balance which influence to wildlife existence including microorganism and the parasites as well. Research about wild Sumatran Elephant never been reported before. Aims of this study is to understand the difference of gastrointestinal parasites prevalence and intensity and evaluate the elephant age structures. Furthermore this study intends to understand correlation between gastrointestinal parasites intensity and ages of elephants. 134 dung samples diameter have been measured to determine elephants age lases by using the von Bartalanffy Growth Equation. Samples collected from three habitat with different condition. The dungs diameters tested by chi square test. Parasitological examination has been done by flotation, sedimentation and McMaster method. Parasites prevalence and intensity tested by chi square test and the correlation between parasites intensity and ages tested by Spearman’s Range Test. Results of this study are identified egg of Strongyloides sp., strongyle, and Fasciola sp. Strongyloides sp. has the highest prevalence (48%), Fasciola sp. has intermediate prevalence (17%) and strongyle has the lowest prevalence (9%). Parasites prevalence in PT. TMA is the highest, prevalence in PT. LAJ block 4 – Muara Sekalo Village is in intermediate level and prevalence in ex-PT. DHE is the lowest. Elephant population is dominated by subadult and adult is in intermediate level and juvenile in in the lowest level. There is no correlation between elephants ages and intensity of parasites.

Kata Kunci : Bukit Tigapuluh, Elephas maximus sumatranus, parasit gastrointestinal, Strongyloides sp., Fasciola sp


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.