Laporkan Masalah

FAKTOR-FAKTOR ADOPSI INOVASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (PAMSIMAS) DI DESA HALUBAU DAN DESA JIMAMUN KABUPATEN BALANGAN

Dian Nugrahini, Ir. Leksono Probo Subanu, MURP,Ph.D,

2014 | Tesis | S2 Magist.Prnc.Kota & Daerah

Program Pamsimas sebagai kelanjutan program WSLIC merupakan salah satu program pemerintah dalam bidang air minum dan sanitasi berbasis masyarakat yang dilaksanakan dalam rangka mencapai target MDG’s mengurangi hingga setengahnya porsi masyarakat yang tidak memiliki akses terhadap air minum aman dan sanitasi dasar di tahun 2015. Data sekunder mengatakan bahwa ada peningkatan akses terhadap sarana air bersih dan sanitasi yang seharusnya diringi dengan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat (outcome Pamsimas). Diduga teori adopsi inovasi bisa menjelaskan perubahan perilaku masyarakat pada desa-desa Pamsimas. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dan menganalisis faktor-faktor yang bisa menjelaskan proses adopsi inovasi perilaku hidup bersih dan sehat di Desa Halubau dan Jimamun Kabupaten Balangan. Pendekatan yang digunakan adalah deduktif kuantitatif dengan metode penelitian survei. Penelitian bersifat deksripsi korelasional/ asosiatif dan komparatif yang dilakukan dengan pendekatan penelitian non eksperimental. Teknik analisis menggunakan uji hubungan (Chi Square) dan uji beda (U Man Whitney). Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa tingkat adopsi inovasi praktik PHBS sangat rendah karena jenis keputusan kolektif, inovasi yang sifatnya dipaksakan, terjadi diskontinuansi. Uji hubungan antar variabel bebas membuktikan bahwa terdapat hubungan antara peran agen perubahan dengan pengetahuan, interaksi/ mobilitas berhubungan dengan pengetahuan dan motivasi seseorang, persepsi berhubungan dengan sikap, pengetahuan berhubungan dengan sikap terhadap inovasi PHBS. Hasil uji hipotesis hubungan variabel bebas dengan terikat yakni bahwa diantara variabel karakteristik sosial ekonomi (umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, interaksi), pengetahuan, motivasi, sikap, persepsi inovasi dan peran agen perubahan tidak ada yang berhubungan dengan adopsi perilaku. Terdapat perbedaan adopsi inovasi di Desa Halubau dan Desa Jimamun. Rata-rata adopsi PHBS oleh masyarakat Desa Halubau lebih tinggi daripada Desa Jimamun. Output proyek bisa dikatakan berhasil, namun untuk outcome dan benefit belum. Keberlanjutan pengelolaan pasca proyek sangat rendah.

Pamsimas program as the continuation of WSLIC program is a government program in drinking water and sanitation community base.This program purpose is to achieve MDG’s target to reduce to half amount of the community without safe drinking water access and sanitation in 2015. The secondary data shows the enhancement access of clean water and sanitation facility which should be followed by the hygienic and healthy life behavior of the community (Pamsimas outcome). It is assumed that innovation adoption theory will able to explain change behavior of the Pamsimas village community. The purpose of this research is to identify and analyze the factors to explain the innovation adoption process of the hygienic and healthy at Halubau and Jimamun Village Balangan Regency. The approach of this research is quantitative deductive with survey method. The research’s characteristic is correlation descriptive/ associative and comparative which carried out with non-experimental research approach. The analysis technique in use is relation test (Chi square) and differential test (U Man Whitney). The result shows the innovation adoption level PHBS practice is very low because collective decision character, forced nature innovation, creates a discontinuity. Inter free variable relation test shows the relation among agent of change role and knowledge, interaction/ relation mobility and person’s knowledge and motivation, relation perception and behaviore, relation knowledge and behavior to the PHBS innovation. The result of free and related variable relation hypothesis test is there are no relation between behavior adoption and social economic characteristic variable (age, education, job, salary, and interaction), knowledge, motivation, behavior, innovation perception and the agent of change role. There is a different innovation adotion in Hulubau village and Jimamun village. PHBS adoption rate of the Halubau Village’s community is higher than the Jimamun Village. Project output could be considered success; however the outcome and benefit are not yet succeeded. The sustainability of the project is very low.

Kata Kunci : adopsi inovasi, Program Pamsimas, perilaku hidup bersih dan sehat


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.