Laporkan Masalah

PERENCANAAN DAN MODIFIKASI PENERAPAN TEKNOLOGI PEMANENAN AIR HUJAN (RAIN WATER HARVESTING) SEBAGAI ALTERNATIF PEREDUKSI GENANGAN BANJIR DAN PENYEDIAAN AIR BERSIH SKALA RUMAH TANGGA Studi Kasus di Gampong Lancang Garam Kota Lhokseumawe

Faisal, Dr.Ing Ir. Agus Maryono

2013 | Tesis | S2 Ilmu Lingkungan

Penerapan teknologi pemanenan air hujan penting sebagai alternatif sumber daya air yang dapat dipraktekkan secara luas. Masalah kekurangan air pada skala rumah tangga dapat dihindari. Selain itu, teknologi ini secara langsung dapat mereduksi banjir akibat limpasan hujan. Penerapan teknologi panen hujan secara massal dapat menjadi solusi untuk mengatasi banjir sekaligus menghemat pemakaian air bersih yang bersumber dari PDAM. Rancangan modifikasi terhadap rancangan alat pemanenan air hujan skala rumah tangga dilakukan di Gampong Lancang Garam Kota Lhokseumawe dengan luas wilayah 0,15 km2 dan luasan atap seluas 85,78 m2. Rancangan teknologi pemanenan air hujan ini terdiri dari atap penangkapan, talang penampung hujan, saringan daun, saringan penghalau debu, tangki penampungan, jaringan pipa distribusi,dan saringan bahan baku air minum. Komposisi saringan pada rancangan saringan bahan baku air minum terdiri atas pasir kuarsa, arang tempurung, kerikil kecil, kerikil sedang dan spon. Hasil perhitungan dari penerapan rancangan pada luasan atap tangkapan dapat menampung air hujan sebanyak 2,574 m3 pada curah hujan tertinggi pada 1 Desember 2012. Nilai ini setara dengan 9,373 m3/bulan Desember 2012 dengan penghematan pengeluaran air PDAM sebesar Rp 73.493,- pada bulan tersebut. Dengan demikian, pemanenan air hujan yang dirancang dapat menampung air bersih sebanyak rata-rata 4,432 m3/bulan dan 53,184 m3/tahun. Konservasi dan genangan air yang dapat direduksi akan sangat berdampak jika teknologi ini diterapkan pada seluruh rumah hunian di Gampong Lancang Garam dengan total area penangkapan hujan seluas 47070 m2. Hasil uji sampel air hujan yang diperoleh setara dengan standar golongan B yang ditetapkan kementerian kesehatan.

Implementation of rainwater harvesting technology is important to be an alternative extensive application of fresh water resources. It avoiding water shortage problem in household. This technology can reduce flood that affected from rain water overflows. In massive implementation of this technology is not only usefull to warding off the flood, but also to cutting corner the PDAM's water consumtion. The prototype of this technology has been implemented in Gampong Lancang Garam district, in Lhokseumawe City. It contain 85.78 m2 of roof sample area from 0.15 km2 of total area. The prototype has compiled from catching roof, rain-gutter containers, leaf filters, dust-blocker filters, storage tanks, distribution pipelines, and fresh water filters that containing quartz sand, charcoal, small pebbles, gravel medium and sponges. The implementation result indicated that the prototype has recieve about 2,574 m3 of rain water proper in top-level rainfall storm on December 1st 2012. This is equivalent to 9,373 m3 per month in December 2012 and saving Rp.73,493,- on fresh water cost in the same time. In other word, it can receive approximatly 4,432 m2 of fresh water supply per month, or equivalent to 53,184 m2 of fresh water supply per year. This floodwater conservation can be effective to reduce puddle from rain water if implemented on every house with total 47,040 m2 of rain water catching area in Gampang Lancang Garam district. According to the standard of The Ministry of Health, the rain water sample from this implementation has been classified to Grade B of The Fresh Water Criteria.

Kata Kunci : Pemanenan air hujan, konservasi genangan banjir, penyediaan air bersih


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.