Laporkan Masalah

IMPLEMENTASI JAMPERSAL DI PELAYANAN PRIMER STUDI KASUS INTEGRASI PELAYANAN ANTENATAL CARE PUSKESMAS DAN BIDAN PRAKTEK MANDIRI DI KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN

Veronika Evita Setianingrum, dr. Mubasysyir Hasanbasri, MA.

2013 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Pemerintah Indonesia meluncurkan Program Jampersal pada awal tahun 2011 bertujuan memberikan jaminan pembiayaan bagi Ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal care, persalinan dan nifas oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan. Dinas Kesehatan Sleman memberlakukan aturan yang berbeda dalam hal pelayanan antenatal care bagi peserta jampersal di puskesmas dan bidan praktek mandiri. Hal ini mengakibatkan perbedaan pelayanan baik dari kualitas maupun pembiayaan. Penelitian ini meneliti tentang puskesmas yang melakukan upaya reformasi/inovasi sistem pelayanan kesehatan yang mendasarkan pada kebutuhan pasien, dengan melakukan integrasi pelayanan antenatal care. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan metode kualitatif menggunakan rancangan studi kasus. Wawancara mendalam dilakukan kepada 16 responden, terdiri dari Kepala seksi kesehatan dasar Dinkes Sleman,Tim verifikator Jampersal, 1 orang bidan koordinator puskesmas, 3 orang bidan praktek mandiri, dan 6 orang ibu hamil peserta Jampersal, staf puskesmas, 1 orang bidan desa dan 2orang kader. Observasi dan penelusuran dokumen dilakukan untuk melengkapi data. Integrasi pelayanan antenatal care dinilai dari mutu pelayanan, reduksi pembiayaan dan kepuasan ibu hamil peserta Jampersal. Hasil: Integrasi pelayanan antenatal care puskesmas dan bidan praktek mandiri, memberikan pelayanan antenatal care dalam bentuk paket, yang meliputi pemeriksaan fisik dan obstetric, konsultasi gigi, konsultasi gizi, konsultasi psikologi dan pemeriksaan laboratorium serta kelas ibu. Dalam mengakses paket pelayanan ini, ibu hamil tidak dipungut biaya/gratis. Ibu hamil peserta Jampersal pada umumnya merasa puas dengan integrasi pelayanan antenatal care, namun pada kecepatan pelayanan dan kepastian petugas, belum sesuai dengan harapan. Dari 417 ibu hamil yang ada di wilayah Moyudan, ternyata baru 192 ibu yang memanfaatkan pelayanan antenatal care integrasi ini. Jadi tingkat pemanfaatan integrasi pelayanan antenatal care sebesar 46,5%. Kesimpulan: Meskipun pemanfaatan integrasi pelayanan antenatal care yang terjadi antara puskesmas dan bidan praktek mandiri baru 46,5%, namun dengan strategi yang dilaksanakannya, mampu meningkatkan kualitas pelayanan antenatal care dan efisiensi pembiayaan.

Introduction: Indonesian government launched Jampersal program or labor insurance in early 2011 aimed to eliminate the barrier of financial for pregnant woman to receive antenatal, delivery and postnatal care from health workers in health facilities. This study examines puskesmas which makes efforts on innovating the health care system based on patient needs, to ensure pregnant woman receive quality and comprehensive antenatal care. Method: This research is a descriptive study with qualitative methods using case study design. In depth interviews were conducted to 16 respondents, consisting of Basic Medical Section Chief of Sleman Health department, Jampersal Verifier, 1 puskesmas midwife coordinator, 3 private practice midwives, 6 Jampersal participants. Staf of puskesmas, village midwife and 2 health voluntary. Observation and document search are conducted to complement the data. Integration of antenatal care services is assessed from service quality, cost reduction and the satisfaction of Jampersal participants. Result: The integration of antenatal care services in packages, include obstetric and physical examination, dental consultations, nutritional counseling, psychological counseling and laboratory tests as well as mom class. In accessing this service package, Jampersal participants is not charged/free. The Jampersal participants are generally satisfied with this integrated antenatal care services, but still the speed of service and officers assurance are yet in line with expectations. There is 417 pregnant women in Moyudan, but only 192 who get the integrated antenatal care. So the utilities of integrated antenatal care is about 46.5%. Conclusion: Although antenatal care services integration that occurs between puskesmas and private practice midwives is about 46,5% of utilities, but with the implementation of the strategy, can improve the quality of antenatal care services and cost efficiency.

Kata Kunci : Jampersal, Integrasi pelayanan, Perawatan antenatal, Puskesmas, bidan praktek mandiri


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.