Laporkan Masalah

ANALISIS KELEMBAGAAN DALAM PELAKSANAAN HUTAN KEMASYARAKATAN DI DESA BANYUSOCO, KECAMATAN PLAYEN, KABUPATEN GUNUNGKIDUL

MANOAH JUNIOR SIHOMBING, Bowo Dwi Siswoko, S. Hut., M.A.

2013 | Skripsi | MANAJEMEN HUTAN

Tingginya kerusakan hutan yang tidak sebanding dengan upaya perbaikan hutan menjadikan kawasan hutan semakin rusak. Disamping itu kondisi ekonomi masyarakat yang rendah telah mempengaruhi perilaku masyarakat dalam menyikapi sumberdaya alam. Program Hutan Kemasyarakatan (HKm) bertujuan untuk melestarikan hutan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktifitas lembaga masyarakat lokal dan stakeholder lain yang terlibat dalam pelaksanaan hutan, mengetahui dinamika masyarakat lokal dalam pelaksanaan hutan kemasyarakatan dan mengetahui upaya-upaya yang harus dilakukan dalam pengembangan kelembagaan lokal dalam pengelolaan hutan di masa mendatang. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun Kepek I, Desa Banyusoco, Kecamatan Playen, Kabupaten Gunung Kidul. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei. Pengambilan data dilakukan dengan cara observasi langsung wawancara dan studi dokumen. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling yaitu dilakukan dalam hal pemilihan lokasi penelitian dan pemilihan responden untuk memperoleh data dari kuisioner dan wawancara. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan aktifitas lembaga masyarakat sosial tersebut berupa kegiatan berorganisasi dalam kelompok, seperti pertemuan anggota kelompok, penyuluhan dan pelatihan-pelatihan dan aktifitas di lokasi HKm itu sendiri seperti penanaman, pemeliharaan, pengawasan keamanan, dan pemanenan, sedangkan stakeholder-stakeholder yang terkait dalam hal ini adalah sebagai mitra dalam pemberdayaan masyarakat. Dinamika kelembagaan masyarakat dalam pelaksanaan hutan kemasyarakatan adalah berupa interaksi sosial yang terjadi di dalam kelompok masyarakat, problematika yang terjadi merupakan dampak dari interaksi tersebut. Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk pengembangan kelembagaan masyarakat lokal dalam pengelolaan hutan di masa mendatang adalah berupa pengembangan usaha-usaha mandiri, dan menjalin kerjasama dengan berbagai instansi untuk memajukan lembaga ini.

The incomparable forest damage with forest recovery provide more destruction to forest zones. Additionally, the low economic condition of community has influenced the community behavior towards natural resources. Community forest (Hkm) aims to conserve forest and increase community welfare. This research aimed to recognize activities of local community institution and other related stakeholders in implementation of HKm, the local community dynamic in HKm implementation, and means that must be conducted in local institution development for future forest management. The research location is Kepek Hamlet I, Banyusoco village, Playen sub-district, Gunung Kidul regency. This research utilized quantitative approach with survey methods. The data acquisition was conducted by direct observation, interviews, and literature study. Purposive sampling was used in research sites and respondents selections to obtain data from questionnaires and interviews. The results showed that the activities of social community institution are group organized activities, such as group members meeting, trainings, and activities surrounding location of HKm, namely planting, plant caring, security supervising, and harvesting. The stakeholders play roles as partners in community empowerment. The community institutional dynamics are social interactions in the community group. The occurring problem is the impact of those interactions. The efforts to develop the local community institution in future forest management are self-supporting ventures and cooperation with various institutions.

Kata Kunci : kelembagaan, hutan kemasyarakatan, lembaga masyarakat


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.