Tesis ini menganalisis politik dinasti yang berkembang di Filipina pada pemilihan presiden di tahun 2001 – 2011. Di dalam konstitusi Filipina Bab II pasal 26 diatur tentang larangan atas politik dinasti, namun pada kenyataan, justru politik dinasti terjadi pada pemilihan presiden sebagaimana yang terjadi pada tahun 2001 – 2011. Kemunculan dinasti dalam pemilihan baik di tingkat kongres maupun presiden menimbulkan pro dan kontra di masyarakat. Terlepas dari adanya pro dan kotra tersebut, keberadaan politik dinasti telah menodai sistem demokrasi yang dianut oleh pemerintahan Filipina. Terpilihnya Gloria Macapagal Arroyo dan Beniqno Simeon Aquino menunjukkan terjadinya inkonsistensi antara aturan dan praktik, sehingga dalam penelitian ini diajukan pertanyaan ”Kondisi sosial seperti apa yang mendukung politik dinasti tetap berlangsung dalam pemilihan presiden di Filipina di tahun 2001 – 2011”. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif berupa studi kasus, melakukan kajian mengenai faktor-faktor yang mendukung politik dinasti pada pemilihan presiden dengan menggunakan berbagai teori yakni teori sistem politik, Patrimonial, budaya politik, dan politik klan. Hasil kajian dalam penelitian ini memperlihatkan terdapat faktor-faktor yang mendukung terjadinya politik dinasti di Filipina pada pemilihan presiden tahun 2001 – 2011 yakni: kelas sosial/budaya patron/klien, politik klan, budaya politik parochial. Sistem sosial yang ada pada masyarakat sejak awal peradaban masyarakat Filipina, masa kolonialisasi dan masa kemerdekaan cenderung membentuk pola yang sama yakni: terbentuknya kelas sosial atau budaya patronklien/ penguasa dan bawahan. Keberadaan klan-klan yang terus bertambah yang berkolaborasi dengan partai serta loyalitas klan yang tinggi semakin memperkuat posisi politik dinasti. Selain kedua hal tersebut diatas, budaya parokial yang masih ada dalam masyarakat Filipina yang cenderung apatis terhadap kehidupan politiknya, sehingga sangat mudah untuk dimobilisasi oleh penguasa. Keberadaan ketiga faktor diatas didukung oleh situasi dan kondisi ekonomi masyarakat Filipina yang sebagian besar berada di bawah garis kemiskinan. Kondisi-kondisi sosial inilah yang telah berkontribusi bagi keberlangsungan politik dinasti dalam pemilihan pemimpin khususnya pemilihan presiden di Filipina.

This thesis focuses on analyzing the evolving political dinasties in the Philippines Presidential elections in 2001-2011. The constitution of the Philippines Chapter II Article 26 stipulates the prohibition of political dynasties, but in reality, political dynasty still occurs in presidential elections, as has happened in the year 2001-2011. Political dynasty that occurs in elections, at the congressional, legislative, and presidential, raises the pros and cons in the community. Regardless of the pros and cons, the existence of political dynasties has tarnished the democratic system adopted by the Philippine government. The election of Gloria Macapagal Arroyo and Beniqno Simeon Aquino showed inconsistencies between the rules and practices. In relation to that, this thesis asked the question \"What kind of social conditions that support political dynasty that persists in the presidential election in the Philippines in the year 2001 – 2011?”. This study uses qualitative methods such as case studies and conducting a study on the factors that support the political dynasty in the presidential election by using the theories of political systems theory, patrimonial, political culture, and political clans. The results of this research study show that there are factors that contribute to political dynasties in the Philippines presidential elections in 2001 – 2011, those factors are: social class / cultural patron - client, clan politics, and parochial political culture. Social systems that exist in the society since the beginning of civilization of the Philippines, during colonization and independence, tend to form the same pattern: the formation of social class or cultural patron-client. The existence of clans increases the collaboration with parties and clan loyalty is highly strengthening the political position of the dynasties. Besides the above two factors, parochial culture still exists in Philippine society, that tends to be apathetic towards political life, makes the society vulnerable to be mobilized by the authorities. The presences of the three factors above are supported by economic circumstances, where most of the Filipinos are below the poverty line. These social conditions have contributed to the survival of political dynasty in the selection of leaders, especially in the presidential election in the Philippines.

Kata Kunci : Konstitusi, Politik dinasti, Struktur sosial, Kolonialisasi, Hukum (Omnibus Election), Pemilu, Patron Klien, Politik Klan, Budaya Parokial.