Laporkan Masalah

HUBUNGAN GLASGOW COMA SCALE DENGAN EPIDURAL HEMATOMA KARENA TRAUMA DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA, JANUARI – JUNI 2012

Victor Krisman Fa atulo T, dr. Endro Basuki, Sp.BS(K), M.Kes

2012 | Tesis | S2 Ilmu Bedah

Latar Belakang. Cedera kepala merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting yang dihadapi oleh petugas kesehatan karena morbiditas dan mortalitasnya yang tinggi. Epidural hematoma merupakan cidera kepala yang banyak diperhatikan oleh klinisi dan peneliti karena frekuensi kejadiannya yang tinggi, penegakan diagnosis yang relatif mudah dan keberhasilan operasi yang tinggi. GCS yang digunakan untuk penilaian klinis pasien epidural hematom merupakan cara yang cepat dan mudah dilakukan. Tujuan. Untuk mengetahui hubungan antara nilai GCS dengan volume, lokasi perdarahan Epidural dan ada tidaknya fraktur yang disebabkan oleh trauma di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Metode. Penelitian ini merupakan cohort retrospective observational study terhadap pasien-pasien cidera kepala yang datang di UGD RSUP Dr. Sardjito pada 1 Januari sampai dengan 30 Juni 2012. Pasien yang telah dilakukan evakuasi hematom dan pemeriksaan CT-scan dilacak hasil pemeriksaan GCS pada saat datang di UGD sebelum operasi. Data yang terkumpul secara diskriptif dan hubungan antara nilai GCS dan volume perdarahan diukur analisa chi square dan kekuatan hubungan diukur dengan menghitung r menggunakan metode Person’s. Hasil. Selama periode penelitian terdapat 43 pasien yang memenuhi kriteria inklusi,65,6% adalah laki laki dan sisanya 34,9% perempuan. Usia rerata 25,84 th dan usia terbanyak adalah 22 tahun. 72,7 % disebabkan karena kecelakan sepeda motor, sisanya karena jatuh dari ketinggian, kecelakaan mobil dan pejalan kaki. Berdasarkan cidera kepalannya 50 % merupakan cidera kepala sedang, 36% cidera kepala ringan dan 11,4 % cidera kepala berat. 55,8% subyek penelitian pupilnya isokor dan 44,2% mengalami midriasis unilateral dengan 69,8% pasien masih memberikan reflek cahaya. 46,5% pasien menderita perdarahan dilebih dari satu regio. Regio yang paling banyak adalah region parietalis (27,9%). Dari 43 pasien, 58,1% tidak disertai adanya fraktur, sedang 25,6% disertai fraktur linier dan 16,3% disertai fraktur depressed. Terdapat hubungan antara ukuran perdarahan dengan derajat cidera kepala, semakin banyak perdarahan semakin berat cidera kepala yang terjadi dan nilai GCS semakin rendah, namun secara statistik perbedaan ini tidak bermakna (p>0,05). Tidak terdapat hubungan yang bermakna (p>0,05) antara lokasi perdarahan dengan nilai GCS. Klasifikasi cidera kepala yang dikelompokkan berdasar nilai GCS pasien juga tidak berhubungan secara bermakna dengan ada tidaknya fraktur (p>0,05). Simpulan. Dari 43 subyek penelitian sebanyak 5 orang memiliki perdarahan <30, 15 orang 30-50, 12 orang 51-80, 8 orang 81-120 dan 3 orang >120. Dari 43 subyek penelitian 16 orang menderita cidera kepala ringan, 22 cidera kepala sedang dan 5 orang dengan cidera kepala berat. Terdapat hubungan antara GCS dengan volume perdarahan namun secara statistik hubungan ini tidak bermakna (p>0,05). Dari tiga komponen GCS respon motorik yang paling berhubungan dengan volume perdarahan. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara fraktur tengkorak dengan dengan nilai GCS (p>0,05). Tidak terhadap hubungan antara lokasi perdarahan dengan nilai GCS (p>0,05). Perlu dilakukan penelitian untuk mengukur hubungan GCS dengan volume perdarahan dengan sampel yang lebih besar dan secara prospektif study.

Background: Epidural hematoma assumed the greatest importance since they can be diagnosed and treated easily. Even after CT scan era the mortality rate of EDH was significantly decreased but still there were some limitation cause by availability, price and contraindication of CT scan. The aim of this study is to define correlation between the volume of hematoma, the location of hematoma, skull fracture and GCS. Material and Method: This cohort retrospective observational study was performed in Emergency department Sardjito hospital from January to June 2012. The volume of hematoma, location of hematoma and skull fracture were calculate from CT scan and the sex, ages, GCS, pupil size and response were record from medical record. The correlation between size of EDH, site of EDH, skull fracture and level of conscious determined by analysis the data used computer program. Result: There were total forty three patients of traumatic EDH, with male 65,3 % and female 34,9% with highest incident in 22 year old. 72,7% was cause by motor vehicle accident, 55,8 % of patient have symmetric pupil and remain 44,2 % with dilated pupil and 69,8 % patient have good pupil response. On admission 50 % patient were GCS 9-12, 36% GCS 13-15, 11,4% GCS ≤ 8.46,5% EDHwas found at more than one region, 27,9% at parietal and remail in other region.58,1 % patient did not have skull fracture, 25,6% had linear and 16,3 % have depressed fracture. Conclusion: There is no significant correlation between level of conscious and volume of hematoma, site of hematoma and present of skull fracture. The further investigation with consider time of injury, GCS evaluation and CT scan examination.

Kata Kunci : GCS, volume perdarahan, epidural hematom , fraktur tengkorak, lokasi perdarahan


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.