Potensi cabe jawa sebagai afrodisiak telah dilaporkan. Penelitian pendahuluan menunjukkan infus buah cabe jawa mempunyai efek androgenik dan anabolik pada mencit jantan, ekstrak etanoliknya mempunyai efek androgenik pada anak ayam jantan, dan ekstrak cabe jawa juga dapat meningkatkan kadar testosteron dalam darah pada pria hipogonad. Fraksi tak larut heksan ekstrak etanolik buah cabe jawa berefek sebagai afrodisiak dengan meningkatkan frekuensi introduction, climbing, dan coitus tikus jantan. Piperin menyebabkan penurunan aktivitas asam sialat dan enzim-enzim antioksidan serta peningkatan spesies oksigen reaktif seperti hidrogen peroksida yang akan menurunkan fungsi testis dan mengganggu lingkungan epididimis. Namun piperin mempunyai efek stimulan, vasodilator, dan antidepresan, yang dapat meningkatkan aliran darah menuju alat genital dan memperbaiki suasana hati. Berdasarkan hasil penelitian tersebut perlu diteliti pengaruh piperin dan fraksi tak larut heksan bebas piperin ekstrak etanolik buah cabe jawa terhadap perilaku seksual dan kadar testosteron darah tikus putih jantan. Pemberian berulang peroral sekali sehari dilakukan selama 27 hari pada kelompok andriol Penelitian ini menggunakan 25 ekor tikus jantan galur Wistar umur 2,5-3 bulan dengan bobot 150-250 gram yang dibagi menjadi 5 kelompok. (0,72 mg/hari), CMC-Na 1%, piperin (1,6 mg/kg berat badan), fraksi tak larut heksan bebas piperin (29,1 mg/kg berat badan), fraksi tak larut heksan (31,72 mg/kg berat badan). Perilaku seksual yang meliputi introduction dan climbing diamati pada hari ke-0,1, 3, 5, 7, 11, 15, 19, 23, dan hari ke 27. Pada akhir perlakuan, tikus yang sama diambil darahnya untuk pemeriksaan kadar testosteron. Data yang normal dan homogen dianalisis secara statistik dengan ANAVA satu jalan dilanjutkan dengan uji LSD dengan nilai signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan pemberian Andriol, piperin, fraksi tak larut heksan bebas piperin, dan fraksi tak larut heksan total berpengaruh signifikan terhadap frekuensi introduction dibandingkan dengan kelompok yang dipejani CMC-Na 1%. Baik piperin maupun fraksi tak larut heksan bebas piperin dapat meningkatkan perilaku seksual (frekuensi climbing) namun diduga mekanisme keduanya berbeda. Fraksi tak larut heksan bebas piperin dapat meningkatkan kadar testosteron dibandingkan kelompok CMC-Na 1%, sementara piperin menurunkan kadar testosteron, namun peningkatan atau penurunannya tidak signifikan secara statistik (p>0,05).

The property of Piper retrofractum as afrodisiac has been reported. The preliminary research showed that P. retrofractum infusion has an androgenic and anabolic effect to male mice, the etanolic extract of P. retrofractum has an androgenic effect to male chicks, and it increase the blood testosterone level in male hypogonadism. Hexan-undissolved fraction etanolic extract of P. retrofractum has afrodisiac effect by increasing introduction, climbing, and coitus of male rats. Piperine has caused the decrease of sialic acid activity and antioxidan enzymes and reactive oxygen such as hydrogen peroxide which decrease the function of testis and disturb the environment of epidimidis. But piperine has stimulant effect, vasilodator, and antidepressant that may increase blood flow into genital dan fixing mood. Based on the researches, it’s needed to observe the effect of piperine and hexan-undissolved piperine free fraction ethanolic extract of P. retrofractum to sexual behavior and blood testosterone level of male white rats. This research used 25 wistar male rats aged 2.4 – 3 month, weighted 150- 250 gr, divided into 5 groups. Oral repeated administration once a day for 27 days to andriol group (0,72mg/day), CMC-Na 1% , piperine (1.6 mg/ kh body weight), hexan-undissolved piperine free fraction (29,1 mg/kg body weight), hexanundissolved fraction (31,72 mg/kg body weight). Sexual behavior including introduction and climbing observed in day 0, 1, 3, 5, 7, 11, 15, 19, 23 and 27. At the end of treatment, the blood of the same rats were taken for testosterone level analysis. Normal and homogenous data were analyzed statistically with one-way ANOVA, followed by LSD test with 0,05 significant value. The result showed that the administration of andriol, piperine, hexanundissolved piperine free fraction, and total hexan-undissolved fraction has a significant effect to the frequency of introduction, compared to the group of CMC-Na 1%, Piperine and hexan-undissolved piperine free fraction could increase sexual behavior (climbing frequency) but it was suspected that both mechanism were different. Hexan-undissolved piperine free fraction could increase testosterone level compared to CMC-Na 1%, and piperine could lower the testosterone level, but not statistically significant (p>0.05)

Kata Kunci : Piper retrofractum Vahl, piperin, perilaku seksual, testosteron