Laporkan Masalah

PERILAKU PENCARIAN PELAYANAN KESEHATAN PESERTA JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT (JAMKESMAS) DI KOTA GORONTALO

Nelson E. Panu, Dr. drg. Julita Hendrartini, M.Kes.

2011 | Tesis | S2 Kesehatan Masyarakat/PPK

Latar Belakang: Rata-rata utilisasi rawat jalan pasien Jamkesmas di puskesmas Kota Gorontalo tahun 2007-2008 masih di bawah target nasional (15%). Survei pendahuluan di salah satu puskesmas yaitu Puskesmas Pilolodaa Kota Gorontalo, pada bulan Januari-Juni 2008 menunjukkan bahwa peserta Jamkesmas yang memanfaatkan pelayanan kesehatan hanya sebesar 38,03%. Data ini mengindikasikan bahwa terdapat 61% peserta Jamkesmas yang tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan di pustu dan puskesmas. Meskipun tenaga dan sarana kesehatan tersedia dan mudah dijangkau, peserta Jamkesmas tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan di pustu dan puskesmas. Tujuan: Memperoleh gambaran secara mendalam perilaku pencarian pelayanan kesehatan peserta Jamkesmas di Kota Gorontalo. Metode Penelitian: Jenis penelitian kualitatif dengan rancangan fenomenologi. Informan penelitian sebanyak 40 orang terdiri dari 31 orang peserta Jamkesmas, 1 orang kepala Dinas Kesehatan Kota Gorontalo, 2 orang kepala puskesmas, 2 orang lurah, 2 orang ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) kelurahan dan 2 orang kader kesehatan. Pengumpulan data dilakukan dengan diskusi kelompok terarah (DKT) pada peserta Jamkesmas, wawancara mendalam pada Kepala Dinas Kesehatan Kota Gorontalo, kepala puskesmas, lurah, ketua LPM kelurahan dan kader kesehatan, dan studi dokumen. Untuk keabsahan data dilakukan trianggulasi metode dan sumber. Analisis data dilakukan dengan metode perbandingan tetap (constant comparative method) Hasil: Informan peserta Jamkesmas memiliki 2 kepercayaan terhadap penyebab penyakit, yaitu penyakit bersumber bukan dari mahluk halus (medis) dan penyakit yang bersumber dari penyebab mahluk halus (non medis). Kepercayaan tersebut mempengaruhi dalam menentukan sumber pengobatan yang diyakini dapat menyembuhkan penyakit. Secara umum, pengetahuan dan pemahaman tentang Jamkesmas memiliki potensi dalam mempengaruhi pencarian pelayanan kesehatan. Pengetahuan dan pemahaman tergantung intensitas kontak dengan petugas dan sarana kesehatan. Keluhan dalam pelaksanaan Jamkesmas menjadi pemicu sikap negatif terhadap pelayanan kesehatan. Akses secara geografis yang sulit, kurangnya sarana transportasi, tidak punya biaya dan mahalnya biaya transportasi, ketidakhadiran petugas pemberi pelayanan kesehatan di pustu dan puskesmas menjadi pemicu peserta Jamkesmas tidak memanfaatkan Jamkesmas. Persepsi informan peserta Jamkesmas tentang keparahan penyakit menunjukkan bahwa semakin parah penyakit yang diderita, maka pengobatan dilakukan di puskesmas atau dirujuk ke rumah sakit. Kesimpulan: Perilaku pencarian pelayanan kesehatan peserta Jamkesmas dipengaruhi oleh kepercayaan dalam praktek pengobatan, persepsi tentang keparahan penyakit, pengetahuan tentang Jamkesmas dan akses ke pelayanan kesehatan.

Background: Average utilization of Jamkesmas inpatients at health centers throughout Gorontalo Municipality 2007-2008 was still below the national target (15%). The result of preliminary survey at Pilolodoa Health Center of Gorontalo Municipality in January – July 2008 showed that only 38.03% of Jamkesmas participants used health service. This data indicates that 61% Jamkesmas participant that don't utilize health service at secondary health center and health centers. despite availability and accessibility of health staff and facilities, Jamkesmas participant do not utilize health service at secondary health center and health centers. Objective: To get an overview of health service seeking behavior of Jamkesmas participants at Gorontalo Municipality. Method: The study was qualitative with phenomenology design. Informant consisted of 40 people comprising of 31 Jamkesmas participants, 1 head of Gorontalo Municipal Health Office, 2 heads of health center, 2 heads of village, 2 heads of community empowerment institution in the village and 2 health cadres. Data were obtained through focus group discussion with Jamkesmas participants; indepth interview with head of Gorontalo Municipal Health Office, head of health centers, head of villages, head of community empowerment institution in the village and health cadres; and document study. Method and source triangulation was used to test data validity. Data analysis used constant comparative method. Result: Jamkesmas's participant informan has two beliefs of cause of disease, which are stem disease is not to ground being (medical) and stemmed disease to cause of ground being (non medical). This belief affected the decision in seeking medication assumed to heal the disease. In general, knowledge and an understating of Jamkesmas have potency in regard medication seeking. Knowledge and an understating depend contact intensity with health staff and facilities. Complaint in Jamkesmas's performing becomes negative attitude trigger to health service. Access geographically which is hard, its reducing is suggest transportation, have no cost and expensive it transportation cost, giving staff absence health service at secondary health center and health centers becomes Jamkesmas's participant trigger not utilizes Jamkesmas. Perception of Jamkesmas participants about disease severity showed that whenever the disease got severe medication was done at health center or referred to hospital. Conclusion: Health service seeking behavior Jamkesmas's participant affected by belief in the medication practice, perception about disease severity, knowledge about Jamkesmas and access to health service.

Kata Kunci : perilaku, pencarian pelayanan kesehatan, Jamkesmas


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.