Laporkan Masalah

Pemodelan analisis diagnosis banding pada sistem pendukung keputusan kelompok untuk asesmen geriatri

KUSRINI, Promotor Dra. Sri Hartati, M.Sc., Ph.D

2010 | Disertasi | S3 Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Pelaksanaan asesmen geriatri terkendala oleh sedikitnya jumlah konsultan geriatri dan lokasi pelayanan yang terpusat di kota besar. Untuk mengatasi hal ini, maka perlu dikembangkan media untuk membantu melakukan asesmen geriatri jarak jauh. Dikarenakan asesmen geriatri melibatkan suatu tim yang beranggotakan beberapa dokter dengan spesialisasi yang berbeda-beda, untuk menghindari kesalahan dalam pemberian terapi, maka media asesmen tersebut diwujudkan dalam sebuah Sistem Pendukung Keputusan Kelompok (SPKK). Kegiatan asesmen geriatri mengharuskan dokter spesialis penyakit dalam, neurolog, dokter gigi dan psikiater untuk menentukan diagnosis penyakit dari seorang pasien geriatri. Penentuan diagnosis akan lebih mudah dilakukan apabila diagnosis bandingnya diketahui. Oleh karena itu, model analisis diagnosis banding perlu dibuat dan diterapkan dalam SPKK. Metode penalaran berbasis kasus dapat membantu menentukan keputusan berdasarkan kasus-kasus terdahulu. Metode ini diterapkan untuk memodelkan analisis diagnosis banding berdasarkan data rekam medis dengan menggunakan pengembangan algoritma C4.5 yang diberi nama CUC-C4.5. Algoritma ini dapat menangani data yang tersusun dalam database relasional dengan data berupa data teks terkategori, data angka diskret, data angka kontinyu dan data gambar. Algoritma ini juga dapat menangani perbedaan kepercayaan pengguna terhadap kasus-kasus yang ada dalam database kasus. Model analisis diagnosis banding telah diterapkan dalam SPKK berbasis web. Ujicoba dilakukan terhadap 112 data sub asesmen pemeriksaan mental ringkas yang dibagi menjadi 90 data training dan 22 data testing. Hasil pengujian menunjukkan tingkat validasi 92,82% ketika nilai derajad kepercayaan sama untuk semua data. Tingkat validasi meningkat menjadi 93,36% ketika nilai derajad kepercayaan berbeda yaitu dengan memperhitungkan kelengkapan data dalam variabel penentu. SPKK ini dilengkapi dengan analisis obat yang menginformasikan kemungkinan obat yang diberikan tanpa indikasi, kontraindikasi obat dengan penyakit yang diderita pasien dan kemungkinan interaksi antar obat yang direkomendasikan. Hasil ujicoba kinerja SPKK oleh tim geriatri di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta menunjukkan nilai baik (3,42 dari skala 4).

The implementation of geriatric assessment is obstacled by the small number of geriatric consultant and the service location that is centralled in big cities. To solve these problems, it is needed to develop a media that can help making a long-distance geriatric assessment. Since the geriatric assessment involves a team membered by some doctors with different specialization, then to avoid mistake(s) when giving the therapy, the assessment media is implemented in a Group Decision Support System (GDSS). In a geriatric assessment activity, the internist, neurolog, dentist, and psychiatrist are required to determine the diagnosis. Diagnosis will be easier to determine if the differential diagnosis can be defined before. Therefore, it is necessary to make the model of differential diagnosis analysis and apply it into the GDSS. Case-based reasoning methods can help determine the decision based on previous cases. This method is applied to model the differential diagnosis based on medical record data using an improvement of C4.5 algorithm that was named CUC-C4.5. This algorithm can handle data that is organized inside a relational database in the form of categorized text, discrete number, continuous number and image. This algorithm can also handle the difference of user trust of cases in the database. The CUC-C4.5 algorithm has been implemented in a web based group decision support system (GDSS). The test has been made to 112 data of brief mental check sub assessments divided into 90 training data and 22 testing data. The result showed that the validation level reaches 92,82% when the truth value is set with the same value. The validation level was increased into 93,36% when the data had different truth value by considering completness of determinant variable data. The GDSS has been equipped with drugs analysis that gives some informations of: the possibility of the drugs is given without indication, the drugs contraindication with patient diseases, and the possibility of interaction among recommended drugs. The GDSS’ performance test conducted by geriatric team in Dr. Sardjito Hospital Yogyakarta showed a good result (3.42 in 4 scales).

Kata Kunci : Diagnosis banding, CUC-C45, Sistem pendukung keputusan kelompok, Asesmen geriatri, Differential Diagnosis, CUC-C4.5, Group Decision Support System, Geriatric Assessment


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.