Laporkan Masalah

Evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan permukiman (RPP-JRF) :: Kasus di Kabupaten Bantul

PURWANTO, Edi, Ir. Leksono Probo Subanu, MURP., Ph.D

2010 | Tesis | S2 Magister Perencanaan Kota dan Daerah

Gempa bumi pada bulan Mei 2006 di Kabupaten Bantul menyebabkan kerusakan besar pada bangunan fisik maupun lingkungan tempat tinggal. Bank Dunia melalui JRF (Java Reconstruction Fund) memberikan bantuan pembiayaan serta bimbingan dan pendampingan kepada setiap desa untuk membuat Rencana Pembangunan Permukiman (RPP). RPP adalah rencana pembangunan jangka menengah yang mencakup periode perencanaan selama lima tahun khusus dalam bidang lingkungan permukiman. RPP merupakan sebuah terobosan baru tetapi belum diketahui manfaatnya serta belum dikemukakan bagaimana capaian implementasinya.Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi RPP dari sudut pandang masyarakat desa dan implementasinya.Penelitian ini dilakukan di 12 desa di Kabupaten Bantul yang pertama kali menyusun RPP. Metode yang digunakan adalah deskriptif-kuantitatif, yaitu dengan survey kuesioner untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap RPP, survey data sekunder untuk mengetahui capaian implementasi RPP, dan survey eksploratif untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan implementasi RPP.Penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden memberikan pandangan positif terhadap keberadaan RPP. Di sisi lain capaian implementasi RPP bervariasi dan relatif rendah, dengan angka tertinggi dicapai desa Poncosari (64,93%) dan terendah dicapai desa Sitimulyo (9,75%). Ditemukan enam faktor yang mempengaruhi eberhasilan implementasi RPP, yaitu anggaran atau sumber keuangan (Devas dan Rakodi, 1993) atau sumber daya finansial (Grindle, 1980),variasi rencana atau kejelasan rencana (Presman dan Wildavsky, 1973), dukungan warga atau dukungan kelompok (Warwick, 1979), jumlah rencana atau kompleksitas rencana (Presman dan Wildavsky, 1973), kesalahan teknis atau informasi (Goggin et. al., 1990), dan kesadaran warga atau komitmen (Edward III,1980).Terdapat kontradiksi antara persepsi warga dengan capaian implementasi RPP. Di satu sisi, warga memberikan pandangan positif terhadap keberadaan RPP sementara di sisi lainnya capaian implementasi RPP rendah. Hal ini disebabkan warga desa memiliki semangat yang tinggi terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan pembangunan desa mereka, sementara di sisi lain warga desa lemah dalam sumber daya keuangan.

The earthquake, which happened on May 2006 in Bantul Regency, has caused severe failure to physical infrastructures as well as community neighborhoods. The World Bank through Java Reconstruction Fund (JRF) was giving funds and assistance for several villages in Bantul Regency in the form of Community Settlement Plan (CSP). This plan is a middle-range development encompassing five year period in the field of community settlement. CSP is a breakthrough for village people but it is not yet known about its benefit and its implementation. This research evaluates CSP from point of view of community and plan implementation performance.This research was conducted in 12 villages in Bantul Regency. These villages are the first village that has completed community settlement planning process in 2007. Method used in the research was descriptive-quantitative, i.e. by means of questionnaire survey for gathering data about people perception to CSP, secondary data survey for obtaining data about the percentage of CSP implementation, and interview survey for analyzing the factors influencing CSP implementation performance.The research indicates that most respondents have positive perception as to the CSP while in other side the CSP implementation performance was varied and relatively low. A higher performance was reached by Poncosari village (64,93%) and lower performance was reached by Sitimulyo village (9,75%). There are six factors influencing the performance of CSP implementation, i.e. fund or money source (Devas and Rakodi, 1993) or financial resources (Grindle, 1980), activity variation or plan clarity (Presman and Wildavsky, 1973), community support or group support (Warwick, 1979), activity number or plan complexity (Presman and Wildavsky, 1973), technique or information (Goggin et. al., 1990), and community consciousness or commitment (Edward III, 1980).There is contradictive result between community perception about CSP and performance of CSP implementation. In one aspect, respondents have positive perception about CSP, but on the other hand, the performance of CSP implementation was relatively low. This is caused by fact that village people have high awareness to everything related to the development of their places, but they lack resources,especially financial resources.

Kata Kunci : Persepsi, Implementasi, Faktor, perception, implementation.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.