Laporkan Masalah

Revitalisasi budaya tradisional :: Studi tentang kebijakan revitalisasi budaya dan dampaknya terhadap tingkat kecintaan pemuda pada seni tari tradisional di Kecamatan Bunguran Timur Kabupaten Natuna

AFRIANDI, Erson Gempa, Drs. Soetomo, M.Si

2009 | Tesis | S2 Sosiologi

Saat ini minat generasi muda untuk mempelajari budaya tradisional khususnya seni tari tradisional masih sangat rendah. Apabila persoalan ini tidak segera diatasi maka bukan tidak mungkin bangsa Indonesia akan kehilangan jatidirinya di masa datang. Oleh sebab itu adanya degradasi minat generasi muda dalam mempelajari budaya daerahnya harus segera dicari jalan keluarnya. Salah satu solusi yang dapat ditempuh adalah dengan cara melakukan revitalisasi terhadap kebudayaan tradisional tersebut. Di antara seluruh jenis kesenian yang ada di Kecamatan Bunguran Timur Kabupaten Natuna, musik dan tari tradisonal daerah ini masih mendapat perhatian generasi muda, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Natuna melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata telah melakukan beberapa kebijakan Revitalisasi Budaya dalam beberapa bentuk kegiatan. Diantaranya, Pemetaan Sanggar Seni Tari Tradisional, Pendidikan serta Pelatihan Tari dan Musik Tradisional, Representasi Seni Tari Tradisional Dalam Bentuk Lomba dan Festival, Dokumentasi dan Bantuan Keuangan Untuk Sanggar Seni Tari. Di samping itu, juga terdapat kebijakan Revitalisasi Budaya melalui jalur di luar sanggar. Namun dari kenyataan yang terjadi di lapangan, dari kegiatan Revitalisasi yang telah dilaksanakan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Natuna terhadap kesenian musik dan tarian daerah memperlihatkan kenyataan yang bertolak belakang dari maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan Revitalisasi tersebut. Sebagian besar dari mereka yang telah mengikuti kegiatan tersebut ternyata tidak mampu mengembangkan segala pengetahuan dan kemampuan yang telah di dapat selama pelatihan di lingkungannya masingmasing, bahkan ada diantara mereka yang tidak aktif sama sekali dalam kegiatan seni budaya di lingkungannya. Hasil penelitian di lapangan dengan menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif ini, generasi muda masih banyak yang belum memahami dan juga belum yakin bahwa pengembangan seni tari tradisional dalam bentuk revitalisasi yang dilakukan oleh lembaga pemerintah maupun non pemerintah dapat menjadi “modal” untuk pengembangan seni tari tradisional. Dapat diketahui juga sebenarnya bahwa para generasi muda, dalam pengembangan seni tari tradisional lebih mengutamakan intensitas belajar pada sebuah sanggar. Pada hakekatnya mereka dengan sangat terbuka akan kegiatan revitalisasi yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Namun demikian, mereka merasakan manfaat yang diperolehnya relatif tidak memadai. Karena untuk sebuah proses pengembangan seni tari tradisi harus dilaksanakan secara kontinu dan berkesinambungan secara rutin. Tidak hanya dilakukan 1 tahun sekali tetapi juga dalam setiap minggunya. Semua konsep dan kebijakan revitalisasi di Kecamatan Bunguran Timur Kabupaten Natuna pada dasarnya sudah sangat mantap dan baik. Namun perlu mencari cara dan strategi revitalisasi yang bersifat khusus dan kausalitas. Karena merevitalisasi kesenian tradisional khususnya seni tari tradisional memerlukan pengamatan yang serius dan seksama.

In the present time, the young generation’s interest to learn a traditional culture, especially traditional dance art, still very low. If this problem not soonly be tackle, thus it is not imposible that Indonesian would loss its identity in the future. Thus, the degradation of young generation’s interest to learn their regional cultures, should have a solution. One of the solution could be done is by revitalizing that traditional cultures. Amongst all of art kind that exist in Bunguran Timur District, Natuna Regency, traditional music and dance of this region was still get young generation attention, so Regional Government of Natuna Regency through Culture and Touristme Office, had made any policy to Revitalizing the Culture in some action form. Among others, Mapping of Traditional Dance Art Studio, Education and Training on Traditional Dance and Music, Representation of Traditional Dance Art through Competition and Festival, Documantation and Fund Aids for Dance Art Studio. Other of that, there was Revitalization Policy in culture through non studio pathway too. But, from in the reality, from Revitalization Action that had done by Culture and Tourism Office of Natuna Regency for regioal music and dance, showed opposite reality from its initial aim and objective of that Revitalization Action. Most of the participant of that action, have no ability to develop all knowledge and skill they had get in training in each of their environment, even there was among of them that not active at all in culture art action in their environment. The result of the research using qualitative and kuantitative method, much of young generation still not understand yet and not sure too that developing of traditional dance art through revitalitation by government and non government agency, could as “capital” to developing traditional dance art. Its also find, that virtually young generation, in developing traditional dance art, more prioritizing the intensity of learning in a studio. Essentially, they was open mind Revitalization Action that doing by local government. But, they feel the benefit they get not sufficient. Because process to developing traditional dance art, must be perform countinually and persistently. Not only be perform one each year, but also in each week. All of concept and revitalitation policy in Bunguran Timur District, Natuna Regency, substantially was good and steady. But its need to search a way and strategy to revitalizing in specialty and causality. Because revitalize a traditional art especially traditional dance art, need serious and thourough observation.

Kata Kunci : Budaya tradisional,Seni tari tradisional,Kecamatan Bunguran Timur,Revitalisasi budaya


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.