Laporkan Masalah

Pelestarian sumberdaya arkeologi dalam konteks keruangan di kawasan Borobudur :: Studi kasus Candi Borobudur, Mendut dan Pawon

SUHARTONO, Yudi, Dr. Ir. Arya Roland

2008 | Tesis | S2 Arkeologi

Kawasan Borobudur sangat penting bagi ilmu pengetahuan karena terdapat banyak sumberdaya arkeologi yang tersebar di kawasan tersebut, di antaranya adalah Candi Borobudur, Candi Mendut dan Candi Pawon. Kawasan Borobudur sebagai kawasan wisata memiliki sarana dan prasarana yang dari tahun ke tahun cenderung tidak mampu lagi menampung wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut. Terkait dengan hal itu, beberapa pihak berusaha menambah sejumlah sarana pendukung wisata dan kondisi ini akan berpengaruh terhadap potensi Candi Borobudur yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Dunia (World Cultural Heritage). Demikian pula Candi Mendut dan Candi Pawon serta beberapa sumberdaya arkeologi lain di dalam lingkup kawasan Borobudur. Untuk itu perlu dilakukan pemantauan terhadap perkembangan pemanfaatan ruang sehingga tidak mengganggu keberadaan sumberdaya arkeologi. Keberadaan sumberdaya arkeologi perlu dipertahankan karena merupakan warisan budaya bangsa dan memiliki nilai penting yang sangat tinggi serta dilindungi Peraturan Perundang-undangan. Penelitian ini bertujuan untuk menemu-kenali hubungan antara keberadaan sumberdaya arkeologi dengan sistem keruangan yang ada dalam perkembangan fisik dari masa ke masa dan mengembangkan arahan pengembangan sistem keruangan di kawasan Borobudur secara terpadu dan berkesinambungan. Metode penelitian menggunakan pendekatan Naturalistik dan Rasionalistik dengan tahap-tahap penelitian terdiri dari pengumpulan data, pengolahan data, dan penafsiran data. Wilayah penelitian ini adalah kawasan Borobudur dengan studi kasus ruang sekitar Candi Borobudur, Candi Mendut dan Candi Pawon. Berdasarkan hasil penelitian dapat dibuatkan pemintakan / zonasi dalam bentuk peta struktur, peta fungsi ruang yang merupakan penjelasan fungsi masing-masing sumberdaya, dan uraian mengenai makna keruangan yang berhubungan dengan kawasan Borobudur. Hasil dari peta struktur dan peta fungsi ruang kemudian digabungkan untuk melihat kondisi keruangan, yang kemudian digunakan dalam melakukan analisis pengendalian pemanfaatan ruang di lingkungan Candi Borobudur, Candi Mendut dan Candi Pawon. Langkah selanjutnya adalah membuat strategi pelestarian sumberdaya arkeologi yang terdiri dari pendokumentasian sumberdaya arkeologi, penelitian untuk mencari batas asli situs arkeologi, penerapan peraturan tata ruang, peraturan pengelolaan, pengembangan kelembagaan dan evaluasi berkelanjutan.

Borobudur area is very important scientifically because there are a lot of archaelogical resources scattered in the area, such as Borobudur, Mendut and Pawon temples. Borobudur is also a major tourist destination where tourism infrastructure are developed rapidly from year to year to facilitate tourists visiting this place. Recently, some parties try to increase more tourism facilities and this development will influence the archaeological significance of Borobudur temple, that has been inscribed as the World Cultural Heritage, Mendut and Pawon temples as well as other archaeological resources in the area of Borobudur. In such a case, it is necessary to monitor the development of spatial utilization, so that this development will not disturb the existence of archaelogical resources in the area. The archaeological resources need to be maintained as they are the national cultural heritage and have very important value. The objectives of this research are (1) to identify the relation between the existence of archaelogical resource and the spatial system in the context of physical development from times to times and (2) to formulate integrated dan continous development direction in Borobudur area. The method used in this research Naturalistic and Rasionalistic approaches in which the research stages consist of data collecting, data processing and interpretation. The research will be focused to the surrounding area of Borobudur temple, Mendut temple and Pawon temple. Based the research results, it is possible (1) to make a zonation system which is plotted in a structure map, (2) a spatial function map in which the functions of each resources available in this area, and (3) explanations on the meanings of the spatial configuration in the Borobudur area. The structure map and the spatial function map are integrated in order to understand the existing spatial condition of the area. The result is used in the analysis of the spatial control and utilization of the area surrounding the Borobudur, Mendut, and Pawon temples. The next step is the formulation of an archaelogical resource preservation strategy which includes (1) the documentation of archaeological resources, (2) investigation to recover the original boundaries of the archaeological sites, (3) the implementation regulations on spatial utilization and resource management, (4) the development of management organization, and (5) continous evaluation.

Kata Kunci : Kawasan,Candi Borobudur,Candi Mendut,Candi PAwon,Pemanfaatan ruang,Pelestarian sumberdaya arkeologi, Area, Borobudur temple, Mendut temple, Pawon temple, spatial utilization and archaelogical resource preservation


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.