Laporkan Masalah

Studi kelayakan pembangunan kebun kelapa sawit dan pabrik kelapa sawit : studi pada PT Pupuk Kalimantan Timur

SITORUS, Syarifuddin, Sukmawati Sukamulja, Prof., Dr

2008 | Tesis | S2 Magister Manajemen

Tanaman kelapa sawit merupakan komoditi perkebunan utama di Indonesia. Produksi minyak kelapa sawit dari tahun ke tahun meningkat dengan cepat dari tahun ke tahun. Periode 1995 – 2006, Indonesia telah membangun kebun kelapa sawit dari 2,02 juta hektar menjadi hektar atau secara rata-rata terjadi peningkatan 10,8% setiap tahunnya. Pada tahun 1996, Pemerintah Indonesia memperkirakan telah luas areal perkebunan telah mencapai 9,13 juta hektar dan berharap Indonesia akan menjadi produsen utama komoditi ini di dunia suatu saat kelak. Pada tahun 2006, Indonesia telah melampaui posisi Malaysia sebagai produsen utama minyak kelapa sawit, karena Indonesia melakukan pembangunan kebun secara cepat dan menggantikan tanaman yang tidak produktif dengan bibit unggul. Dengan ekspansi yang dilakukan ini, produksi minyak kelapa sawit Indonesia meningkat sekitar 8,6% setiap tahunnya atau rata-rata pertumbuhan dari 5,38 juta ton pada tahun 1997 menjadi 10,6 juta ton pada tahun 2003. Ekspor produk CPO juga mengalami peningkatan dari 1,47 juta ton pada tahun 1998 dengan nilai USD 745,2 juta menjadi 6,33 juta ton dengan nilai USD 2,09 milyar pada tahun 2002. Peluang melakukan investasi di bidang ini cukup besar dan sangat terbuka bagi para investor khususnya produk turunan dari CPO berupa oleochemical dan minyak goreng. Hal ini seiring dengan permintaan pasar yang tumbuh sedemikian cepat baik di dalam negeri maupun luar negeri. PT Pupuk Kalimantan Timur yang selama ini dikenal sebagai produsen pupuk urea melihat peluang ini dan berencana untuk melakukan investasi di sektor perkebunan kelapa sawit seluas 6000 hektar, termasuk pabrik kelapa sawit (PKS) dengan kapasitas 30 ton TBS per jam. Pembangunan ini akan dilakukan secara bertahap dan dimulai pada tahun 2009 dengan luas 2000 hektar, tahun 2010 seluas 2000 hektar dan tahun 2011 seluas 2000 hektar, sedangkan pabrik pengolahannya, pembangunannya akan dimulai pada tahun 2011. Berdasarkan hasil perhitungan analisa keuangan yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : Net Present Value (NPV) = Rp. 809.621.000.000, Internal Rate of Return (IRR) = 24,25%, Profitability Index (PI) = 2,95, Pay Out Time (POT) = 7,71 tahun dan Return On Investment (ROI) = 66,68 %. Di dalam penelitian ini ditampilkan beberapa aspek berkaitan dengan investasi kebun dan pabrik kelapa sawit, diantaranya aspek pasar, resiko juga analisa SWOT. Laporan ini diharapkan tidak hanya berguna bagi calon investor potensial di bidang kelapa sawit, akan tetapi berguna juga buat pihak-pihak yang berkepentingan dengan bisnis ini, terutama perbankan dan pemerintah. Kata Kunci : Tanaman kelapa sawit, investasi, produk turunan dan permintaan pasar yang tumbuh.

Palm oil is a major plantation commodity for Indonesia. Its production has continued to increase over the past years. In the period of 1995 – 2006, Indonesian has built the oil palm plantations expanded from 2.02 million hectares to 6.075 million hectares or an annual expansion of 10.8%. In 1996, Indonesian government has appropriated 9.13 million hectares of land for oil palm plantations hoping at the future to make the country as the world’s number one producer. Since 2007 Indonesia has relegated Malaysia as the world’s largest producer of palm oil as the country is slow in replacing old and unproductive trees with young seedlings. With the expansion of the plantation, production palm oil of Indonesia has increased by 8.6% annually on the average in the past 10 years from 5.38 million tons in 1997 to 15.89 million tons in 2006. CPO exports have also increased from 1.47 million tons valued at USD 745.2 million in 1998 to 6.33 million tons valued at USD 2.09 billion in 2002. In 2006, exports already reached 4.84 million tons valued at USD 1.79 billion. This Opportunity is also still wide open for investment in the down stream sector of palm oil industry especially in the oleochemical and cooking oil industries. The prospects of investment in the down stream sector is good with the availability of basic material in abudance and the growing market demand not only in the country but also in international market. PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) as a company produces urea fertilizer look this prospect and will expand its business to palm oil plantation sector. PKT has planned to develop this plantation as wide 6000 hectares, meanwhile planning to develop of this plantation will be done in 3 phase, for the first step will be developed 2000 hectare in 2009, the second 2000 hectares in 2010 and the last 2000 hectares in 2011. Based on financial analysis calculation in this paper taken result ie : Net Present Value (NPV) = Rp. 809,621,000,000, Internal Rate of Return (IRR) = 24.25%, Profitability Index (PI) = 2.95 , Pay Out Time (POT) = 7.71 years and Return On Investment (ROI) = 66.68 %. This research presents about various aspect of palm oil sector including investment and market of palm oil. This report is useful not only for prospective investors in the palm oil sector but also for banks and other related institutions. This report is expected to help policy makers to make their decisions related to business in palm oil industry. Keywords : Palm oil, investment, down stream sector, growing market demand

Kata Kunci : Tanaman kelapa sawit,Investasi, Produk turunan dan permintaan pasar yang tumbuh, Palm oil, investment, down stream sector, growing market demand

  1. S2-FEB-2008-Syarifuddin_Sitorus-Abstract.pdf  
  2. S2-FEB-2008-Syarifuddin_Sitorus-Bibliography.pdf  
  3. S2-FEB-2008-Syarifuddin_Sitorus-Tableofcontent.pdf  
  4. S2-FEB-2008-Syarifuddin_Sitorus-Title.pdf