Laporkan Masalah

Pengaruh suhu distilasi dan pelayuan daun terhadap kualitas minyak kayu putih (Melalueca leucadendron Linn.)

TANASALE, Marlon L. P, Prof. Dr. Ir. Purnama Darmadji, M.Sc

2008 | Tesis | S2 Teknologi Hasil Pertanian

Minyak atsiri adalah kelompok besar minyak nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun tidak larut dalam air dan mudah menguap sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak kayu putih merupakan salah satu minyak atsiri yang dikenal luas oleh masyarakat namun kualitasnya masih belum memuaskan, sehingga perlu ditingkatkan dengan memperhatikan pengaruh dari suhu penyulingan terhadap kondisi bahan baku daun kayu putih yang berbeda. Kualitas minyak kayu putih sangat ditentukan oleh kandungan sineol dalam minyak kayu putih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu distilasi minyak kayu putih pada kondisi bahan baku daun kayu putih yang berbeda, untuk menghasilkan minyak kayu putih dengan kualitas yang baik. Penyulingan dilakukan terhadap daun kayu putih menggunakan sistem steam distillation. Penelitian menggunakan rancangan percobaan faktorial dengan faktor pertama adalah suhu distilasi : 90 - 95º C dan 95 – 100º C, dan faktor kedua adalah kondisi daun : daun segar dan daun dengan pelayuan selama 4 hari. Pelaksanaan penelitian meliputi : perlakuan awal bahan, penyulingan dan pengujian kualitas minyak kayu putih. Parameter penentu kualitas minyak kayu putih yang diuji, antara lain kandungan sineol, indeks bias, berat jenis dan kelarutan dalam alkohol 80% menurut standar mutu SNI, Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan sineol tertinggi diperoleh pada suhu penyulingan 90 - 95 ºC pada kedua kondisi daun kayu putih. Kualitas minyak kayu putih hasil penelitian terbaik dicapai pada suhu 90 - 95 ºC, dengan kandungan sineol 58.58 %. Minyak kayu putih yang memenuhi standar mutu SNI adalah pada perlakuan suhu 90 - 95º C dengan sineol 58.58 % (mutu Utama), dan suhu 95 ºC - 100 ºC : 54,33 % (mutu pertama) pada kondisi daun segar atau tanpa pelayuan. Pelayuan daun selama 4 hari akan menurunkan kualitas minyak kayu putih yang dihasilkan.

Essential oil is the biggest class of plant oil liquid form but not soluble in water with extremely strong smell because of its volatility. Cajuput oil is one of well known essential oil but that quality is not so satisfying, so its need to be improved by optimization of distillation temperature and leaves withering. The aim of this research to study the effect of distillation temperature and leaves withering to produce good quality of cajuput oil. The distillation used steam distillation system. The research design used factorial simple tested : first factor is temperature 90 - 95° C and 95 - 100° C, and the second factor is leaves condition, fresh leaves and four days withered. The parameter evaluated of cajuput oil resulted were cineol content, reflection index, density and solubility in 80 % alcohol in accordance with SNI standard quality. Cajuput oil quality refers to cineol content of cajuput oil. The research showed that higher cineol was found at 90 - 95° C distillation temperature for both leaves condition. The best quality of cajuput oil was obtained with distillation temperature of 90 - 95° C containing cineol 58,58 %. Cajuput oil wich meet SNI standard were distilled at 90 - 95° C having cineol content 58,58 % (excellent quality) and distilled at 95 - 100° C having cineol content 54,33 % (first quality) with fresh leaves condition. Four days withering decrease the quality of cajuput oil

Kata Kunci : Minyak kayu putih, Sineol, Pelayuan daun, cajuput oil, leaves condition, four days withering, temperature, quality of cineol.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.