Chip (geram) sebagai produk sampingan berupa sampah dari proses pemesinan masih sedikit dipelajari. Namun dengan semakin bergesernya arah perkembangan teknologi manufaktur menuju otomatisasi, tuntutan akan kehandalan jalannya proses produksi juga meningkat. Agar proses pemesinan berjalan lancar, chip yang terbentuk tidak boleh mengganggu kinerja proses itu sendiri. Seharusnya chip yang dihasilkan berupa broken chip sedangkan long chip harus dihindari karena akan merusak kualitas permukaan bahan yang dikerjakan serta mengganggu kinerja pahat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran cara menghindari long chip dan menganalisa chip yang dihasilkan pada proses bubut atas bahan Austempered Ductile Iron (ADI) menggunakan bahan pahat keramik alumina. Pengujian yang dilakukan berupa pembubutan bahan ADI dengan berbagai variasi pemesinan. Variasi tersebut berupa variasi cutting speed dari 50 meter/menit hingga 80 meter/menit, variasi feedrate dari 0,021; 0,041; 0,082; 0,164 hingga 0,329 mm/menit serta variasi depth of cut dari 0,25; 0,5 hingga 0,75 mm serta melihat pengaruh temperatur austemper dari 2500C hingga 3500C. Dari berbagai variasi pengujian tersebut diperoleh beragam bentuk chip untuk diamati dan dilanjutkan dengan pengujian surface roughness dari spesimen uji. Hasil penelitian merekomendasikan pada pembubutan batas minimum feedrate (critical feedrate) yang harus dipenuhi agar terbentuk broken chip adalah 0,041 mm/rev. untuk variasi dengan cutting speed =50 – 60 m/menit dan 70 – 80 m/menit serta 0,082 mm/rev untuk variasi dengan cutting speed = 60 – 70 m/menit. Sedangkan batas minimum depth of cut tidak ditemukan.

Chips as the residual product of the machining processes are less investigated compared with other phenomena. As the age of automated and unmanned machine tools, there are needs to raise reliability. To handle this requirement it has to be checked that the chips may not disturb the process. That means to produce broken chips. This is reasonable as long chips may cause problems such as poor surface quality and tool quality reduction. Thus the purpose of this research is to find ways to avoid long chip during Austempered Ductile Iron (ADI) conventional lathe machining with alumina ceramic tools and then analyze it. Tests were done at various machining variables. Variations consist of cutting speed from 50 meter/minute to 80 meter/minute, feedrate from 0.021; 0.041; 0.082; 0.164 until 0.329 mm/minute and depth of cut in the range of 0.25; 0.5 to 0.75 mm. Austemper of ADI at 2500C to 3500C also tested as another variable. The chips formed are then organized and analyzed. Surface roughness are measured to correlate the surface finish quality with variations above. Results are recommendations for minimum feedrate (critical feedrate) to fulfill broken chip s formation at 0.041 mm/rev. for cutting speed range of 50 – 60 m/minute and 70 – 80 m/minute and 0.082 mm/rev. for cutting speed range of 60 – 70 m/minute. Minimum depth of cut (critical depth of cut) cannot be found.

Kata Kunci : Austempered Ductile Iron,Chip