Laporkan Masalah

Strategi kampanye dalam Pilkada :: Studi kasus tentang strategi kampanye dalam Pilkada Walikota Magelang tahun 2005

LUBIS, Zulkifli, Dr. I Ketut Putra Erawan, MA

2008 | Tesis | S2 Ilmu Politik (Politik Lokal dan Otonomi Daerah)

Latar belakang penelitian ini adalah bahwa dalam proses pemilihan kepala daerah secara langsung merupakan perkembangan baru politik paling signifikan berkaitan dengan implementasi prinsip kedaulatan rakyat. Dalam setiap kegiatan Pemilihan Umum tidak pernah bisa lepas dari kampanye, termasuk didalamnya adalah Pemilihan Umum Kepala Daerah (PILKADA). dalam kampanye Pilkada memiliki spesifikasi yang disebabkan karena berberapa hal diantaranya adalah : 1) Isu yang diangkat bersifat local dan 2) Potensi konflik antar pendukung. Kampanye dalam Pilkada Penelitian ini dibatasi pada strategi kampanye yang dilakukan oleh juru kampanye calon walikota dan wakil walikota yang berasal dari dua partai besar sebagai pengusung calon walikota dan wakilnya yaitu partai Golkar dan Partai PDIP. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah : Mendiskripsikan strategi kampanye yang dijalankan tim sukses atau manajemen kampanye (partai politik pengusung calon) guna memenangkan calon yang diusung dalam suatu proses Pemilihan Umum Kepala Daerah langsung. Berbagai teori kampanye (political marketing) dan Pilkada Langsung dijadikan sebagai landasan teori dan landasan penarikan definisi teoritis dan definisi operasional penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan tempat penelitian di Kota Magelang (Magelang Selatan dan Magelang Utara). Subjek penelitian adalah Tim Sukses Kampanye yang melaksanakan strategi kampanye Pilkada Magelang tahun 2005. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi langsung, wawancara, dan dokumentasi. Untuk keabsahan data digunakan metode triangulasi dengan 4 macam metodenya. Dari penelitian diperoleh hasil penelitian bahwa Pilkada Magelang 2005 melahirkan dua kubu yang mencoba memperebutkan simpati masyarakat guna memenangkan pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota yang diusungnya. Kubu tersebut adalah Kubu H.Fahriyanto-Drs.Noor Muhammad dan kubu Bambang Prajuritno, SH-Drs. Sutjipto. Dalam merencanakan dan melaksanaan kampanye ada perbedaan yang mencolok dari kedua kubu tersebut, 1) dalam hal wilayah kerja tim sukses, dimana tim sukses Pasangan calon H.Fahriyanto-Drs.Noor Muhammad menentukannya berdasarkan ketentuan sektoral/wilayah geografi, sedangkan pasangan calon Bambang Prajuritno, SH-Drs.Sutjipto berdasarkan wilayah kerja partai dari partai-partai politik yang mengusung pasangan calon yang bersangkutan, 2) positioning yang diambil kubu H. Fahriyanto-Drs. Noor Muhamad “Calon Pemimpin Putra Daerah Yang mengusung Hati Nurani Rakyat” dengan sasaran adalah segmen masa pemilih dari kalangan menengah kebawah, sedangkan Bambang Prajuritno, SH-Drs. Sutjipto menganmbil positioning “Good Government” dengan segmen sasaran adalah masa simpatisan partai politik pendukung 3) berdasarkan positioning tersebut dalam penerapan strategi Kubu Fahriyanto-Drs. Noor Muhamad menerapkan strategi reinforcement sedangkan kubu Bambang Prajuritno, SH-Drs. Sutjipto menerapkan strategi kampanye confrontation. 4) dalam penggalian dana Kubu H.Fahriyanto-Drs.Noor Muhammad tidak hanya mengandalkan dari sumbangan pasangan calon, akan tetapi juga dari pihak ketiga sedangkan kubu pasangan calon Bambang Prajuritno, SH-Drs. Sutjipto hanya mengandalkan sumbangan dari pasangan calon, dan 5) pemanfaatan massa tenang oleh tim sukses H.Fahriyanto-Drs.Noor Muhammad untuk koordinasi dan konsolidasi pendukungnya serta evaluasi kampanye yang telah dilaksanakan.. Kesimpulan dari penelitian ini diperoleh kenyataan bahwa kedua tim manajemen kampanye pasangan calon Walikota dan Wakil Walikota memiliki perbedaan dalam menerapkan strategi kampanye, terutama dalam hal : 1) penentuan tim kampanye dan wilayah kerjanya, 2) pengambilan positioning, 3) penentuan segmen masa sebagai sasaran 4) strategi yang digunakan 5) Penggalangan/ pengumpulan dana, dan 6) Penggunaan masa tenang sebagai evaluasi oleh Kubu H. Fahriyanto-Drs. Noor Muhammad.

The background of this study was that in the process of local chief choosing directly was a new most significant development of politic related to the implementation of citizen unity. In each activity of general election, it can never escape from campaign, including Local Chief General Election (PILKADA). In Pilkada campaign, it has specification caused by several things, such as: 1) the issues appointed are local, and 2) conflict potential among the followers. Campaign in Pilkada. This study was limited in campaign strategy carried out by spoke person of campaign of mayor candidate and vice mayor candidate coming from two big parties as the carrier of mayor candidate and vice mayor candidate, i.e. Golkar and PDIP. The objective to achieve in this study was describing the campaign strategy run by success team or campaign management (political party appointing the candidate) to win the candidate in a process of direct local chief general election. Various campaign theory (political marketing) and direct Pilkada would be theoretical base and as the background of theoretical and operational definition drawing. This study was a quantitative study located in Magelang (South Magelang and North Magelang). The subject of the study was Tim Sukses Kampanye carrying out campaign strategy of Pilkada in Magelang in the year of 2005. Data collecting technique used was direct observation, interview, and documentation. For the validation of data, it was used triangulation method with its 4 methods. From the study it was obtained result that Pilkada Magelang in the year of 2005 delivered two parties trying to win societal sympathy to win the candidate of mayor and vice mayor. The parties were H. Fahriyanto-Drs. Noor Muhammad and Bambang Prajuritno, SH-Drs. Sutjipto parties. In planning and implementing the campaign, there was significant different from the two parties. 1) In working area of success team, in which the success team of H. Fahriyanto-Drs. Noor Muhammad determined based onf the act of geography sector/district, while Bambang Prajuritno, SH-Drs. Sutjipto based on party’s working area from political parties promoting the related candidates, 2) positioning taken by H. Fahriyanto-Drs. Noor Muhammad side “The Candidate of Local People Carrying Society’s Heart” with the target of mass segment chosen from middle to lower level. Bambang Prajuritno, SH-Drs. Sutjipto took the position of “Good Government” with target level of follower of political party. 3) Based on the positioning in the implementation of the strategy of H. Fahriyanto-Drs. Noor Muhammad implemented reinforcement strategy. Bambang Prajuritno, SH-Drs. Sutjipto implemented the strategy of confrontation. 4) In fund collection, H. Fahriyanto-Drs. Noor Muhammad did not only depend on the charity of mayor candidates, but also from the third parties. The side of Bambang Prajuritno, SH-Drs. Sutjipto only depended on the charity of the candidates. 5) Calm mass usage by success team of H. Fahriyanto-Drs. Noor Muhammad to coordinate and consolidate their follower and the evaluation of campaign carried out. The conclusion of this study was obtained a fact that the both management team of the campaign of the candidates of mayor and vice mayor had differences in implementing campaign strategy, mainly in: 1) determining campaign team and its working area, 2) positioning taking, 3) determination of mass segment as the target, 4) the strategy used, 5) Fund collection, and 6) Calm mass usage as the evaluation by the side of H. Fahriyanto-Drs. Noor Muhammad.

Kata Kunci : Pilkada,Strategi Kampanye, Campaign Strategy, Pilkada, Magelang


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.