Laporkan Masalah

Peranan pelepasan selaput ketuban dalam inisiasi persalinan untuk mencegah kehamilan Post-Term

CAHYONO, Tri Agung Wahyu, dr. Zain Alkaff, SpOG(K)

2008 | Tesis | PPDS I Obstetri dan Ginekologi

Latar belakang: Insidensi kehamilan post-term sekitar 4%-18% dari seluruh kehamilan. Persalinan post-term erat hubungannya dengan terjadinya mortalitas dan morbiditas ibu dan bayi. Oleh karena itu, selalu diusahakan untuk menimbulkan persalinan pada saat aterm. Pelepasan selaput ketuban merupakan salah satu cara yang digunakan untuk memulai menimbulkan persalinan pada saat aterm. .Komplikasi yang dapat timbul akibat tindakan pelepasan selaput ketuban adalah rasa.tidak nyaman pada saat pelepasan, infeksi dan perdarahan. Rancangan penelitian: Randomized controlled trial Populasi dan cara: Total terdapat 100 kehamilan dengan umur kehamilan lebih dari 40 minggu yang terlibat dalam penelitian ini. Umur kehamilan ditentukan berdasarkan hari pertama menstruasi terakhir. Subyek penelitian dilakukan randomisasi menjadi kelompok yang dilakukan pelepasan selaput ketuban (kelompok perlakuan) dan kelompok yang tidak dilakukan pelepasan selaput ketuban (kelompok kontrol) . Subyek penelitian dilakukan observasi sampai terjadi persalinan. Hasil: Pelepasan selaput ketuban mulai umur kehamilan 40 minggu, secara klinis akan menurunkan risiko kehamilan post-term ,4% pada kelompok perlakuan dan 10% pada kelompok kontrol; risiko relativ (RR) 0,4, CI (95%) 0,81-1,96; relative risk reduction (RRR) 60%; number needed to treat (NNT) 1,04. Pelepasan selaput ketuban juga memperpendek rata-rata hari inisiasi persalinan dibandingkan kelompok kontrol, 3,44 ± 2,48 hari pada kelompok perlakuan dan 6,30 ± 2,65 hari pada kelompok kontrol. Efek samping berupa rasa tidak nyaman saat dilakukan pelepasan selaput ketuban terjadi pada 90% sampel. Simpulan:. Pelepasan selaput ketuban yang dilakukan mulai pada umur kehamilan 40 minggu secara klinis akan menurunkan kejadian kehamilan post-term.

Background: The incidence of post-term pregnancies is about 4%-18% of total pregnancies. Post-term delivery is related closely with mortality and morbidity of both mother and the baby. For that reason effort to deliver baby at term pregnancy is now increasesing. Membrane stripping is one of the method now used because if it is easy, inexpensive, and less invasive. Uncomfort, infection, and bleeding may happened, however, be encountered. Objective: To find out the insidence of post-term pregnancy in patient with membrane stripping on more than 40 weeks of gestasional age compared with without membrane stripping. Study design: This is a randomized controlled study. One hundred pregnant women with gestasional age more than fo forty completed weeks were recruited. The gestasional age was determined by last menstrual periode. Subjects were devided randomly into two groups. Group A with membrane stripping and group B (control group) without membrane stripping. Observation on subjects was done until delivery. Delivery beyond the age of 42 weeks is the main outcome of this study. Results: The rate of post-term pregnancy was not difference betwen the treated and the control group, 4% vs 10% (RR: 1,07 ; CI 069 − 1,19). Onzet of delivery was significantly shorter in the treated group compared with control group i.e. 3,44±2,48 vs 6,30±2,65 days and 95%CI is -3,88− -1,84. The study showed that 90% of the treated group reported uncomfort during the process of the membrane stripping. Conclusion: There were no significant difference between patients with membrane stripping more than 40 weeks of gestational age and patients without membrane stripping on the insidence of post-term pregnancy.

Kata Kunci : Kehamilan Post Term,Pelepasan Selaput Ketuban, Membrane stripping, onzet of delivery, post-term pregnancy


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.