Laporkan Masalah

Stabilitas sambungan struktur baja ringan Smart Frame Type T terhadap beban siklik pada bangunan rumah sederhana tahan gempa sistem Knock Down

MUTAWALLI, Muh, Dr.-Ing.Ir. Andreas Triwiyono

2007 | Tesis | S2 Teknik Sipil

Gempa sedang (moderate) mengguncang Kota kuno Yogyakarta dan sekitarnya pada tanggal 27 Mei 2006 berkekuatan 6,3 Skala Richter atau VIII MMI telah membunuh dan melukai ribuan orang, serta merusak ribuan bangunan (kebanyakan klasifikasi non-engineered building), disebabkan rendahnya kualitas dari material dan sistem struktural yang tidak memenuhi persyaratan minimum dari peraturan bangunan tahan gempa. Untuk memenuhi persyaratan tersebut, khususnya elemen-elemen utamanya harus mempunyai keliatan (ductile) yang tinggi agar mampu menahan gaya gempa, hal ini dapat dicapai dengan pemakain baja sebagai kombinasi perkuatan terhadap material yang getas. Dengan konsep rumah tahan gempa yang cukup revolusioner sekarang ini yaitu sistem knock down, maka material baja sangat relevan, mengingat baja merupakan jenis material yang dapat dibongkar dan dipasang. Dalam penelitian ini digunakan baja ringan cetak dingin (cold-formed) sebagai komponen struktur pendukung utama yang diproduksi oleh PT. BlueScope Lysaght Indonesia. Aplikasi pada struktur utama (frame dan kuda-kuda) sebagai pengganti bahan struktur kayu yang selama ini umumnya dipakai. Penelitian bangunan tahan gempa ini dilakukan terhadap benda uji berupa struktur Frame dan Joint dari baja ringan Smartframe yang dibebani dengan pembebanan lateral bolak-balik searah sumbu kuat dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas sistem rangka dari segi kekuatan, tingkat daktilitas, pola kerusakan dan sampai sejauh mana stabilitas joint balok-kolom Smartframe ini saat menerima beban gempa. Pendekatan beban gempa, dilakukan dengan uji beban bolak-balik berdasarkan standar ASTM 2126-02a untuk memperoleh karakteristik Frame yang meliputi hubungan load-displacement, pola kerusakan, drift ratio, stiffness, maximum shear strength, damping, daktilitas dan kapasitas. Beban gempa rencana yang diberikan berdasarkan Tata Cara Perencanaan Ketahan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2002) dengan mengambil zonasi gempa 6 pada kondisi tanah lunak. Dari hasil penelitian didapat tegangan yang terjadi pada Joint T terpisah maupun pada Joint T di Frame tiap siklusnya masih elastis linier. Peningkatan kapasitas menahan tegangan setelah Joint menjadi satu kesatuan dengan Frame adalah sebesar 455,5% pada kolom dan 245,79% pada balok. Pola kerusakan awal benda uji terjadi di lubang pelat sambungan baut/screw, seiring dengan pertambahan beban tiap siklusnya. Dari uji eksperimental dan analisis numerik didapatkan Frame dari profil C 75.100 dengan bracing silang ternyata mampu berada di Wilayah Gempa 6 dengan kondisi tanah lunak dengan mengabaikan ketidaksempurnaan bahan.

A moderate earthquake shook the ancient city of Yogyakarta and its surrounding areas on May 27,2006. The magnitude was 6.3 Richter Scale or VIII MMI Scale had killed and wounded thousands of people, also destroyed thousands of buildings (most of them were classified as non-engineered buildings). Caused by the low qualities of material and structural system that do not meet the minimum requirements of earthquake resistant building code. For meeting that requirements, especially main elements must have a high ductility to against the Earthquake Force. This matter can be reached by using the steel as strengthening toward the brittle material. By the revolutionary concept of Earthquake-Resistant Housings today is Knock-Down System, the steel is suitably, remembering the steel can be disassembled and assembled. In this research using Lightweight Cold-Formed as the main proponent structure component produced by PT Bluescope Lysaght Indonesia. The application of main structure (frame and truss) is as wooden structure material substitute that usually used. The research of the Earthquake-Resistant Buildings was held to research object such as; Frame structure and Joint from Smartframe steel which is loaded with cyclic loading on strong direction to find out the effectiveness of frame system from the strength, the ductility level, the damage term, and the stability of smart frame beamcolumn joint when accepting the earthquake load. The approach of the earthquake load was conducted by using cyclic loading based on ASTM 2126-02a to find out frame characteristics, such as; Load-Displacement Relation, Failure Pattern, Drift Ratio, Stiffness, Maximum Shear Strength, Damping and Ductility. The designed earthquake loading given is based on The Indonesian Earthquake Resistant Building Code (SNI 03-1726-2002) by taking the earthquake zone 6 for the soft soil. From the result of the research was gotten the stress happened on the Individual T Joint or at the Frame each cycle is linear elasticity. The improvement capacities resist the stress after the Joint as unity to Frame about 455,5% at column and 245,79% at beam. The first failure pattern object test was happened in hole screw along with the accretion of load in each cycle. From the experimental test and numerical analysis shown that frame from the C 75.100 profile with crosswise bracing could be exist at the earthquake zone 6 for the soft soil with neglected the imperfection of the material.

Kata Kunci : Struktur baja cold-formed, Struktur Frame, Joint type T, Beban siklis, Bangunan tahan gempa, Cold-Formed Steel Structures, Frame Structures, T-Shape Joint, Cyclic Loading, The Earthquake-Resistant Buildings


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.