Laporkan Masalah

Utilisasi sarana pelayanan kesehatan di Kalimantan :: Studi analisis Data Susenas Tahun 2004

SUSANTO, Eko, dr. Mubasysyir Hasanbasri, MA

2006 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat (Kebij. dan Manaj. Pe

Latar Belakang: Utilisasi sarana pelayanan kesehatan merupakan hal yang sangat penting untuk mengetahui keberhasilan pelayanan kesehatan. Tingkat utilisasi merupakan salah satu indikator untuk mengetahui apakah pelayanan kesehatan sudah terjangkau dan merata. Faktor yang mempengaruhi utilisasi sarana pelayanan kesehatan sangat banyak, antara lain status sosial ekonomi dan akses geografis. Selama ini pembangunan kesehatan di Kalimantan jauh tertinggal dibandingkan dengan di Jawa Bali. Padahal seharusnya dalam kerangka keadilan harus diperlakukan sama. Oleh karena itu dalam era desentralisasi perlu adanya gambaran data yang spesifik lokal sebagai bahan dalam merencanakan program peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Tujuan: Untuk mengetahui utilisasi sarana pelayanan kesehatan dilihat dari status sosial ekonomi di Kalimantan, untuk mengetahui utilisasi sarana pelayanan kesehatan dilihat dari lokasi tempat tinggal, untuk mengetahui utilisasi sarana pelayanan kesehatan dilihat dari jarak terdekat ke sarana dan untuk mengetahui utilisasi sarana pelayanan kesehatan antar propinsi di Kalimantan. Metode Penelitian: Penelitian ini merupakan jenis penelitian observasional, dengan menggunakan rancangan cross sectional survey. Penelitian ini dilakukan di empat propinsi. Populasi penelitian adalah individu di empat propinsi. Unit analisis dalam penelitian ini adalah data modul individu Susenas tahun 2004. Instrumen penelitian ini memakai kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat dan analisis bivariat. Hasil Penelitian: Utilisasi sarana pelayanan kesehatan di Kalimantan masih rendah, masih di bawah angka nasional 15%. Masyarakat dengan tingkat ekonomi tinggi lebih banyak memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan baik pemerintah maupun non pemerintah dibandingkan dengan orang miskin. Masyarakat yang tinggal di perkotaan lebih banyak memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan baik milik pemerintah maupun non pemerintah. Orang miskin banyak tinggal di pedesaan daripada di perkotaan. Sarana pelayanan kesehatan milik pemerintah masih menjadi pilihan oleh orang kaya maupun miskin. Orang miskin yang memanfaatkan Puskesmas/Pustu tinggal lebih jauh dibandingkan dengan orang kaya dan sarana transportasi terbatas. Kesimpulan: Penelitian ini menggambarkan bahwa pemerintah belum optimal dalam memberikan pelayanan kesehatan pada orang miskin di Kalimantan. Orang kaya masih lebih banyak menerima subsidi pelayanan kesehatan dibandingkan dengan orang miskin. Masih ada kesenjangan pemerataan pelayanan kesehatan di pedesaan dan perkotaan, masih ada kesenjangan pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan antara tingkat sosial ekonomi.

Background: Utilization of health service facilities is a very important indicator in assessing success of health service. Level of utilization indicates whether health service is affordable and evenly distributed. There are various factors affecting utilization of health service facilities such as social economic status and geographical access. So far, health development in Kalimantan is far left behind than in Java and Bali, whereas to be fair the development should be equal. Therefore, in the decentralization era there should be a description of local specific data as input in planning program of health service quality improvement. Objective: To assess utilization of health service facilities viewed from aspects of social economic status, location of residence, closest distance to the facilities and utilization across provinces at Kalimantan. Method: The study was observational with cross sectional survey. It was conducted at four provinces at Kalimantan. Population consisted of individuals at the four provinces and the analysis unit was data of national census survey individual module 2004. Instruments of study were questionnaires. Data analysis used univariable and bivariable techniques. Result: Utilization of health service facilities at Kalimantan was still relatively low, less than the national as rate (15%). Community of high economic level tends to make greater use of health service facilities either they belong to government or non government institution than poor people. Community living in urban areas makes greater use of health service facilities owned either by the government or private institution. More poor people lived in rural than in urban areas. Both rich and poor people preferred state-owned health service facilities. Poor people using community health center/secondary community health center lived farther than rich people and there was limited transportation facilities. Conclusion: The study implied that the government had not given optimum health service for poor people at Kalimantan. Rich people got more subsidy of health service than poor people. There was a gap of health service distribution in rural and urban areas, and a gap of utilization of health service facilities across social economic levels.

Kata Kunci : Manajemen Layanan Kesehatan,Utilisasi Sarana, utilization, health service facilities, social economic status


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.