Laporkan Masalah

Dampak penggenangan, pengatusan dan Ameliorasi terhadap sifat kimia dan hasil padi sawah di tanah gambut

SUPRIYO, Agus, Promotor Prof.Dr.Ir. Azwar Ma'as, M.Sc

2006 | Disertasi | S3 Ilmu Pertanian

Lahan gambut di Indonesia, terutama di pedalaman Kalimantan, Sumatera, dan sebagian di Irian Jaya merupakan gambut ombrogen. Pemanfaatan lahan gambut untuk pertanian, umumnya dilaksanakan dengan pembuatan saluran drainase dan diikuti dengan praktek budidaya pertanian. Penelitian tentang dampak reklamasi (penggenangan, pengatusan, dan ameliorasi) lahan gambut terhadap perubahan sifat kimia gambut dan hasil padi telah dibuat serangkaian penelitian yang terdiri atas karakterisasi gambut, percobaan mobilisasi substansi (pelindian) di laboratorium, dan percobaan pengaruh pelindian air tawar dan ameliorasi atas keragaan pertumbuhan tanaman di rumah kaca dilanjutkan percobaan lapangan selama dua musim tanam. Percobaan pelindian dan percobaan pelindian dan ameliorasi atas keragaan tanaman padi dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian, UGM, Yogyakarta dan percobaan lapangan dilaksanakan pada lahan petani desa Maliko antara saluran tertier 7 dan 8, Kab.Kapuas, propinsi Kalimantan Tengah. Tujuan penelitian adalah mengkaji perbaikan sifat kimia dan kualitas gambut serta hasil padi pada pengenangan, pengatusan dan pemberian amelioran pada tanah gambut. Tujuan khusus penelitian ini: 1) mengkaji pengaruh pelindian terhadap pelepasan senyawa racun, penurunan tingkat kemasaman, dan perbaikan sifat kimia tanah gambut, 2) mengkaji pengaruh pelindian dan ameliorasi terhadap perbaikan sifat kimia gambut, serapan hara dan pertumbuhan padi,3) mengevaluasi dampak penggenangan, pengatusan, dan ameliorasi terhadap perubahan sifat kimia tanah gambut dan peningkatan hasil padi selama dua musim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada percobaan laboratorium, pelindian air tawar pada semua jenis gambut menurunkan kemasaman terlarut (ion H-trlt , & Al-tlrt,), dan Fe-tlrt) dan kemasaman tertukar (Al-dd &H-dd), meningkatkan pHH2O, DHL dan beberapa sifat kimia tanah lain, namun menurunkan sebagian hara N, P-tsd, dan K-tsd Penelitian rumah kaca menunjukkan bahwa (a) Interaksi antara pelindian dan 100 % amelioran (A1), pada gambut saprik meningkatkan pH dan DHL-air, menurunkan kumulatif kemasaman terlarut (H-lrt & Al-lrt) dan Fe-lrt, meningkatkan Nlrt, P-lrt dan K-lrt, dan memperbaiki beberapa sifat kimia yang lain gambut. (b) gambut saprik G1 dengan 100% amelioran kebutuhan tanaman pada keadaan tergenang menunjukkan serapan hara N, K dan Mg dan meningkatkan kation basa Ca-dd, Mg-dd dan K-dd tertinggi dibanding dengan gambut lainnya. (c) Gambut fibrik hidrofobik menunjukkan afinitas terhadap air dan bahan terlarut sangat rendah. Percobaan lapangan menunjukkan bahwa a) Interaksi antara perlakuan pemanfaatan air pasang tunggal yang ditahan dalam petakan sampai sehari sebelum pasang tunggal berikut (Lo) dengan 100% amelioran dan pupuk (A1) untuk padi IR66 menurunkan Al-dd dari 2,10 menjadi 1,75 cmol(+)kg-1 pada MH dan dari 1,97 menjadi 1,26 cmol(+).kg-1 pada MK di bawah Al-dd amelioran kontrol serta meningkatkan pH, Ca-dd & P-tsd tanah b) Interaksi antara pemanfaatan air pasang tunggal ditahan sehari dalam petakan, dibuang saat air surut (L1) dengan (A1) untuk IR 66 meningkatkan pH tanah dari 4,05 menjadi 4,68, menurunkan Al-dd tanah dari 1,67 menjadi 1,00 cmol(+).kg-1 pada musim hujan (MH) dan menurunkan Al-dd dari 1,82 menjadi 0,89 cmol(+).kg-1 pada musim kemarau (MK) dibanding dengan amelioran kontrol. Interaksi yang sama untuk varietas Martapura menurunkan Al-dd tanah baik pada MH maupun MK dibawah Al-dd amelioran kontrol, serta meningkatkan Ca-dd, DHL dan P-tsd tanah dibanding dengan pemanfaatan air pasang (Lo). c) Pemanfaatan air pasang tunggal (Lo) untuk padi varietas IR 66 memberikan hasil 3,600 t.ha-1 atau meningkat 19,50% di atas hasil padi Martapura d) Pemberian 100% amelioran dan pupuk (6,1 t dolomit + 7,5 t pupuk kandang +150 kg Urea +150 SP 36 +100 kg KCl).ha-1 untuk varietas IR 66 memberikan hasil 4,360 t.ha-1 pada MH dan 2,670 t.ha-1 pada MK lebih besar dibanding hasil padi Martapura. e) Pengelolaan tanah gambut luapan B dengan sistem persawahan dianjurkan menggunakan amelioran dan pupuk (6,1 t dolomit + 7,5 t pupuk kandang +150 kg Urea +150 SP 36 +100 kg KCl).ha-1. dapat meningkatkan intensitas pertanaman dengan pola padi IR 66 pada musim hujan di rotasi dengan padi Martapura pada musim kemarau.

Most of peatlands in Indonesia, that are mainly distributed in Kalimantan, Irian Jaya and Sumatera, are an ombrogen type. Agricultural activities in these peatlands initiated by constructing drained canals and then followed by cultural practices. Canalization and cultural cultivation practices may result in change of peat properties. A study on the impact of peatland reclamation (flooding, draining and amelioration) on changes in peat chemical properties and rice yield was carried out by a series of experiments consisting of peat characterization, a laboratory experiment on mobilization of substances and a green house experiment on the effect of fresh water leaching and amelioration on rice growth subsequently followed in the field experiments for two planting seasons. The green house experiment was conducted in The Faculty of Agriculture, University of Gadjah Mada, Yogyakarta, and the field experiment in a farmer’s land at Maliko village located between tertiary canals 7 and 8, Kapuas district, Central Kalimantan Province The study aimed at assessing an improvement of peat chemical properties and rice yield as a result of flooding, draining & amelioration on the peatland. The study spe-cifically aimed at (1) studying the effects of leaching on releasing toxic substances, de-creasing acidity and improving peat chemical properties; (2) studying the effects of leaching & amelioration on improving peat chemical properties nutrient uptake and rice growth; (3) assessing the impacts of flooding, draining and amelioration on changing of improving peat chemical properties, and enhancing rice yield during two seasons. The laboratory experiment showed that fresh water leaching on all peat samples decreased soluble and acidity component (H & Al) and Fe-soluble, pH (H2O) and EC and other peat chemical properties, but decreased partly contents of N, P and K-available. In the green house experiment showed that (a) the treatment of leaching and amelioration of 100% (A1) on sapric peats increased pH and EC of leached water, decreased cumulative soluble acidity (H and Al), and soluble-Fe, increased contents of soluble-N,-P, and -K, and improved other peat chemical properties. (b) Sapric peat with treatment A1 in flooding condition showed the highest uptake of N, K, and Mg, and the highest increase of exchangeable-Ca, -Mg, and -K, compared to two other peat types. (c) In the flooding condition of hydrophobic fibric peat showed a very affinity to water and its dissolved substances. The field experiment showed that (a) Interaction between the usage of single tide maintained in plots up to a day before the next single tide (Lo) and the treatment A1 on cultivation of IR 66 decreased soil exchangeable-Al from 2.10 to 1.75 cmol(+).kg-1 in the RS, and from 1.97 to 1.26 cmol(+).kg-1 in the DS, compared to the control amelioration and increased of soil pH, Ca-exch and P-available on the peat soil (b) The interaction between the usage usage of the single tide maintained in the plot for a day and drained in the low tide (L1) and A1 on cultivation of IR 66 also decreased in both RS and DS respectively from 1.67 to 1.00 cmol(+).kg-1 and from 1.82 to 0.89 cmol(+).kg-1 compared to the control amelioration and increased peat pH from 4.06 to 4.68. On the cultivation of variety of Martapura the interaction between L1 and A1 also decrease exchangeable-Al in both RS and DS. In comparison with the usage of the tide Lo, the interaction between L1 and A1 also increased EC, exch-Ca and available-P..(c) The treatment Lo resulted in rice yield of 3.600 t.ha-1 harvest-dry seed on the cultivation of IR 66 or 19.50 % higher than the yield of the Martapura (3.020 t.ha-1). (d) The treatment A1 resulted 4.360 t.ha-1 in the RS and 2.670 t.ha-1 in the DS on the cultivation of IR66. These values higher than the yield of Martapura.(e) Based on the results, management of the overflow type B peat soil was recommended to use ameliorants and fertilizers (6,1 t dolomite + 7,5 t farm yard manure +150 kg Urea +150 kg SP 36 +100 kg KCl).ha-1.to enhance cultivation intencity with croping pattern of the rice IR 66 in rainy season and the rice Martapura in the dry season. xix

Kata Kunci : Tanah Gambut, Pengelolaan, Tanaman Padi


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.