Laporkan Masalah

Analisis kebutuhan biaya operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi di Kabupaten Kuantan Singingi Provinsi Riau :: STudi kasus di Daerah Irigasi Simandolak Kecamatan Benai

SUPRIADI, Dr.Ir. Rachmad Jayadi, M.Eng

2006 | Tesis | S2 Teknik Sipil (MPSA)

Peranan irigasi sangat penting untuk mendukung dan meningkatkan produksi sektor pertanian terutama dalam penyediaan air bagi tanaman. Minimnya kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi Simandolak menyebabkan kerusakan dan penurunan fungsi jaringan irigasi sehingga pada tahun 2005 terjadi penurunan luas areal sawah fungsional dari 1.568 ha menjadi 627 ha. Kinerja jaringan irigasi tergantung pada keberhasilan dan ketersediaan dana kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi. Sebelum dapat melaksanakan kegiatan operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi maka perlu disusun rencana kegiatan dan rencana pembiayaan. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji cakupan kegiatan dan kebutuhan biaya operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi dan mengetahui pengaruh intensitas penanaman dan pola penggembalaan ternak terhadap biaya operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi Simandolak. Kebutuhan biaya operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi dihitung berdasarkan komponen biaya yang terdapat pada kegiatan operasi dan pemeliharaan yang mencakup biaya bahan, alat dan upah tenaga kerja. Analisis ekonomi digunakan untuk mengetahui kelayakan budidaya pertanian (padi sawah) dan beternak kerbau/sapi dengan menghitung keuntungan bersih (Net Benefit) yang diterima petani dalam setahun. Analisis sensitivitas menggunakan beberapa skenario untuk mengetahui pengaruh perubahan usahatani padi sawah (intensitas penanaman) dan beternak kerbau/sapi (pola penggembalaan) terhadap biaya operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi tanpa memperhatikan biaya sosial lainnya. Berdasarkan hasil penelitian, agar jaringan irigasi Simandolak mampu mengairi sawah seluas 1.568 ha maka kebutuhan biaya operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi Simandolak tahun 2005 sebesar Rp. 173.776.355,-/tahun atau Rp. 110.826,76,-/ha/tahun, terdiri dari biaya operasi sebesar Rp. 43.900.000,-/tahun dan biaya pemeliharaan sebesar Rp. 129.876.355,-/tahun. Intensitas penanaman padi di sawah satu kali dalam setahun dengan keuntungan bersih (Net Benefit) sebesar 2.115.714,-/ha/tahun. Budidaya beternak (sapi dan kerbau) menghasilkan keuntungan bersih sebesar Rp. 1.193.000,-/ha/ekor/tahun. Dari beberapa skenario simulasi perubahan intensitas penanaman dan pola penggembalaan ternak tanpa memperhatikan biaya sosial lainnya akibat skenario tersebut, maka intensitas penanaman 2 kali dalam setahun (IP 200%) dan ternak dikandangkan atau dengan penggembalaan terkendali merupakan alternatif yang memberikan hasil yang optimal dalam pemanfaatan air irigasi Simandolak.

The role of irrigation is very important to support and enhance the agricultural production, especially in providing water for the plants. The limited operation and maintenance activities of Simandolak irrigation network have caused damages and decreased the irrigation network function. This event occurred in 2005 and indicated decreasing cultivation of paddy field area from 1,568 ha to 527 ha. An irrigation system performance depends on fund availability for operating and maintaining the irrigation network facilities. Before carrying out the operation and maintenance activities of the irrigation network, it is necessary to prepare activity and funding plans. Beside the activities scope of operation and maintenance, operation and maintenance cost, the influence of crop intensity and cattle shepherding pattern to the operation and maintenance cost of Simandolak irrigation network are studied and identified in this study. The operation and maintenance cost is calculated based on the cost components that consists of the material, equipment and labor cost. Economic analysis is used for identifying the paddy production appropriateness and cattle breeding by calculating annual net benefit. Sensitivity analysis also applied by using various scenarios to recognize the influence of crop intensity changing and cattle breeding (shepherding pattern) to the operation and maintenance cost of irrigation network without regarding other social costs. Based on the results of the study, in order to make Simandolak irrigation network to be able to cover 1,568 ha paddy fields, the operation and maintenance cost of Simandolak irrigation area is Rp.173,776,355/year or equal to Rp. 110,827/ha/year. This amount consists of Rp. 43,900,000/year and Rp. 129,876,355/year for operation and maintenance cost respectively. Paddy field cultivation intensity is once a year with net benefit of Rp. 2,130,000/ha/year. Cattle breeding (cows and buffaloes) yields net benefit of Rp.1,193,000/ha/cattle/year. Based on various simulation scenarios on cattle shepherding intensity changing without regarding other social costs, the results show that twice a year crop intensity (IP 200%) and putting cattle into stock pens or controlled shepherding are the alternative with optimum benefit in utilizing the Simandolak irrigation water.

Kata Kunci : Jaringan Irigasi, Biaya Operasi dan Pemeliharaan, irrigation, operation and maintenance cost, economic analysis, sensitivity analysis.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.