Laporkan Masalah

Tradisi militer di Kerajaan Jawa :: Prajurit wanita di Kasultanan Yogyakarta masa Sultan Agung Hamengku Buwana II 1767-1830

DARMARASTRI, Hayu Adi, Prof.Dr. Djoko Suryo

2006 | Tesis | S2 Sejarah

Peran serta kaum wanita Jawa dalam bidang militer keraton ternyata telah ada sejak masa pemerintahan Sultan Agung di Kerajaan Mataram di abad ke-17, meskipun belum terbentuk dalam suatu pasukan khusus. Pembentukan prajurit-prajurit wanita ini kemudian dilanjutkan oleh kerajaan-kerajaan pecahan dari Kerajaan Mataram, salah satunya adalah Kasultanan Yogyakarta dengan nama Langen Kusuma. Fokus utama penulisan ini adalah pembahasan mengenai keberadaan prajurit wanita di Kasultanan Yogyakarta bernama Langen Kusuma. Pertanyaan utama yang diajukan dalam penelitian ini adalah mengapa dibentuk pasukan prajurit wanita di Kasultanan Yogyakarta, bagaimana proses pembentukannya serta apakah penyebab lenyapnya prajurit wanita Langen Kusuma ini dalam korps keprajuritan Kasultanan Yogyakarta. Pembentukan prajurit wanita Langen Kusuma dikaitkan dengan situasi politik Keraton Yogyakarta pada saat itu yang membutuhkan pasukan pengamanan yang lebih banyak. Situasi ini yang menimbulkan diberikannya fungsi militer kepada kaum wanita sehingga kemudian dibentuk pasukan prajurit wanita. Proses pembentukannya sendiri tidak terlalu mudah mengingat hanya wanita yang cantik, cerdas dan trampil saja yang dapat terpilih menjadi anggota prajurit ini. Selain diambil dari masyarakat biasa, tak sedikit kaum wanita bangsawan yang ikut menjadi anggota prajurit ini. Bahkan salah satu permaisuri Sultan Hamengku Buwana II, yaitu Gusti Kanjeng Ratu Sultan. Keberadaan prajurit wanita Langen Kusuma di Kasultanan Yogyakarta tidak terlalu lama disebabkan oleh dihapuskannya fungsi militer yang dimiliki oleh kaum wanita di dalam lingkungan keraton. Hal itu diakibatkan oleh beberapa hal, yaitu terjadinya perubahan sistem politik yang dimiliki kalangan elite kerajaan, adanya perbedaan kebijakan yang dimiliki oleh pihak penguasa serta masalah dana yang dimiliki oleh Kasultanan Yogyakarta sendiri dalam membiayai kegiatankegiatan militernya telah menghilangkan fungsi militer bagi kaum wanita. Di masa selanjutnya kegiatan kaum wanita kemudian hanya terfokus pada kegiatan di sektor domestik.

Javanese women, in fact, have participated in royal military force since the Sultan Agung administration of Mataram kingdom during 18th century, eventhough it was not a special task force. The establishment of women’s corps, then, were maintained by some Mataram kingdom fractions; among others is the Yogyakarta Sultanate. The main focus of this writing discussed the existence of women’s corps in the Yogyakarta Sultanate called as Langen Kusuma. The main questionsraised in the present research had to do with causing background of the establishment of the women’s corps in the Yogyakarta Sultanate; how the corps were established; and what the reasons for the disappearance of Langen Kusuma women’s corps from the Yogyakarta Sultanate royal military corps were. The establishment of Langen Kusuma women’s corps related to the political situation within the Yogyakarta kingdom at that time calling for more security guards. Such a situation provided women with military function; therefore, women’s corps were established. Its establishment process was not so easy considering that those were beautiful, smart and skilled only could be recruited to be its members. Numerous noble women were recruited to be the members of the corps. Even, one of the consort of Sultan Hamengku Buwana II, i.e. Gusti Kanjeng Ratu Sultan. The Langen Kusuma women’s corps had not existed longer due to abolished military function of women among palace environment. This was due to several reasons, namely shifting political system of the elite royal circle; dissimilar policies that the ruler issued and financial problem that the Yogyakarta Sultanate encountered in financing its military activities abolishing military function for women. In the future, women activities mainly focused on domestic activity sector.

Kata Kunci : Kasultanan Yogyakarta,Sultan HB II,Prajurit Wanita, Women, Military, Palace


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.