Laporkan Masalah

Optimasi pengelolaan air bersih sistem sumber air Ngobaran

MARDIANTO, Tony, Dr.Ir. Rachmad Jayadi, M.Eng

2004 | Tesis | S2 Teknik Sipil

Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten di Propinsi D.I. Yogyakarta yang selalu kekurangan air bersih pada waktu musim kemarau, terutama di kawasan bagian selatan. Meskipun di wilayah tersebut sebagian besar sudah ada jaringan perpipaan baik yang dikelola oleh masyarakat setempat yang tergabung dalam OPPA (organisasi petani pemakai air) maupun yang dikelola langsung oleh pemerintah daerah melalui PDAM (perusahaan daerah air minum), akan tetapi kekurangan air bersih masih saja terjadi. Salah satu sistem yang bermasalah itu adalah sistem sumber air Ngobaran. Sistem sumber air Ngobaran ini mengambil air baku dari sungai bawah tanah Ngobaran, yang melayani 5 kecamatan, yaitu Saptosari, Paliyan, Tanjungsari, Purwosari dan Panggang. Sampai dengan tahun 2002, jaringan Sistem Ngobaran mempunyai jumlah sambungan rumah terpasang (SR) = 6.636 unit dan sambungan hidran umum terpasang (HU) = 156 unit. Sistem ini mempunyai 17 unit instalasi, yang terdiri 1 unit instalasi pengambilan (booster pump), 11 reservoir pelayanan dan 1 unit reservoir pelayanan merangkap booster pump dan 4 unit booster pump. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat perilaku sistem dan melihat hubungan antara curah hujan dengan jumlah pemakaian air di sistem tersebut. Sebagai alat bantu simulasi hidraulis digunakan program Epanet ver.1.1. yang terapannya dibatasi untuk jaringan transmisi dalam mensimulasikan kondisi eksisting, model alternatif perbaikan dan model untuk rencana pengembangan sampai tahun 2015. Hasil analisis dari penelitian ini diharapkan akan memberi solusi yang terbaik untuk mengatasi permasalahan di sistem Ngobaran. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa permasalahan utama adalah kurangnya kapasitas yang diproduksi PDAM dan tidak optimalnya jaringan sistem. Perbaikan sistem yang disarankan adalah dengan menerapkan model alternatif terpilih yaitu pembenahan jaringan dan pengaturan di jaringan dengan menggunakan kontrol bersyarat. Selanjutnya untuk rencana pengembangan perlu dipertimbangkan bahwa kapasitas maksimum sistem ini adalah 2 kali kondisi awal (Q -rerata = 36,37 lt/dt) dengan pengaturan bersyarat pada pompa dan katup di reservoir.

Gunungkidul District is one of the districts in the province of Yogyakarta Special Region which is always lacking water supply in the dry season, especially in the southern part of the area. Although there are pipe line installations in most of the district area, whether managed by the local community which is merged into OPPA (the Organization of Water User Farmer) or directly managed by PDAM (Regional Water Interprise) there is still a lack of water. One of the system that has a problem is the Ngobaran water resource system. The water resource system of Ngobaran takes their water from the Ngobaran underground river, which supplies 5 subdistricts namely Saptosari, Paliyan, Tanjungsari, Purwosari and Panggang. Until 2002 the Ngobaran pipe line system had house connection (SR) = 6.636 units and public hidrant (HU) = 156 units. This system has 17 installation units, which consists of 1 booster pump installation unit, 11 service reservoirs and 1 service reservoir which acts also as a booster pump and 4 booster pump units. The intention of this study are to know about the behavior of the system and to know the relation between rainfall and the amount of water consumption in the above mentioned system. The Epanet Ver.1.1. program had been used as a hydraulic simulation tool, where the application was limited for the transmission line in simulating the existing condition, repairing alternative model and development plan model up to 2015. Analysis result of the study is expected could give the best solution to overcome problems in the Ngobaran system. From the study, it has been known that the main problems are inadequate of production capacity (by PDAM) and unoptimal of pipe line system. To repair the system, it is proposed to apply the selected alternative model that is rearrangement of pipe line system, and adjustment of pipe line by using a condition control. Furthermore, for the development plan need to take into consideration that the maximum capacity of system is 2 (two) times of the initial condition (Q average = 36,37 l/s) with a condition adjustment on pump and valve at reservoir.

Kata Kunci : Air Bersih,Pengelolaan, Ngobaran, Water Supply, Management, Optimation


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.