Laporkan Masalah

Analisis interdependensi neraca transaksi berjalan-neraca modal Indonesia :: Pendekatan model vector autoregressive dan vector error correction 1981.1 - 2002.3

KURNIA, Akhmad Syakir, Dra. Endah Sih Prapti, MA

2003 | Tesis | S2 Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Defisit neraca transaksi berjalan merupakan salah satu karakteristik negaranegara berkembang. Apakah defisit neraca transaksi berjalan merupakan faktor yang melatarbelakangi krisis di negara-negara berkembang masih menjadi perdebatan sampai sekarang. Perspektif dalam melihat defisit neraca transaksi berjalan ini mengalami pergeseran dari waktu ke waktu. Kebijakan penyesuaian nilai tukar Rupiah melalui devaluasi telah empat kali dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk memperbaiki defisit neraca transkasi berjalan. Namun setelah tahun 1986 kebijakan devaluasi tidak lagi dipilih sebagai kebijakan untuk memperbaiki defisit neaca transaksi berjalan. Sejalan dengan semakin terbuka dan terintegrasinya perekonomian dan pasar keuangan ke dalam pasar global, defisit neraca transaksi berjalan diupayakan untuk dikompensasi melalui penerimaan-penerimaan bersih modal luar negeri yang tercatat melalui neraca modal (capital account), sehingga neraca pembayaran dapat dipertahankan dalam kondisi stabil. Namun aliran bersih modal luar negeri yang masuk mengindikasikan meningkatnya stok klaim pembayaran kepada luar negeri baik dalam bentuk keuntungan, deviden maupun pembayaran bunga atas hutang luar negeri yang akan memberatkan neraca transaksi berjalan itu sendiri pada periodeperiode berikutnya. Penelitian ini menganalisis interdependensi antara neraca transkasi berjalan dengan neraca modal di Indonesia dengan basis data dari tahun 1981 kuartal satu sampai tahun 2002 kuartal tiga dengan analisis multivariate. Uji Kointegrasi Johansen yang diterapkan membuktikan adanya kointegrasi antara neraca transaksi berjalan dengan neraca modal dengan satu persamaan kointegrasi di dalamnya. Hal ini juga sejalan dengan uji kausalitas Granger yang membuktikan adanya kausalitas dua arah antara neraca transaksi berjalan dengan neraca modal. Melalui analisis Bivariate Vector Autoregressive (VAR), aliran bersih modal luar negeri yang masuk akan menyebabkan tekanan defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal satu, tiga, lima dan tujuh (berselang satu kuartal) setelah masuknya modal luar negeri. Melalui analisis impulse response (Impulse Response Analysis) juga nampak pengaruh aliran modal luar negeri akan menyebabkan tekanan defisit pada neraca transaksi berjalan berselang satu kuartal. Namun goncangan (shock) neraca modal tidak akan menimbulkan dampak permanen pada neraca transaksi berjalan. Neraca transaksi berjalan akan merespon shock neraca modal sampai kuartal sebelas setelah shock. Setelah kuartal sebelas, neraca transaksi berjalan kembali ke keseimbangan sebelumnya. Begitu juga respon neraca modal akibat shock neraca transaksi berjalan tidak akan menimbulkan dampak permanen pada keseimbangan neraca modal. Namun demikian analisis dekomposisi varian yang dilakukan menunjukkan bahwa respon variabel baik neraca transaksi berjalan maupun neraca modal lebih banyak disebabkan oleh shock variabel itu sendiri. Analisis interdependensi dengan model Vector Error Correction (VECM) menunjukkan adanya proses penyesuaian baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Seberapa cepat proses penyesuaian (speed of adjustment) menuju ke keseimbangan jangka panjangnya ditunjukkan dengan koefisien ECT (error correction term) pada estimasi model VECM. Kecepatan proses penyesuaian neraca transaksi berjalan menuju ke keseimbangan jangka panjangnya sebesar 36,05 persen per kuartalnya. Sedangkan proses penyesuaian neraca modal menuju ke keseimbangan jangka panjangnya berlangsung lebih cepat yang ditunjukkan dengan speed of adjustment 109,9 persen yang menunjukkan proses penyesuaian menuju ke keseimbangan jangka panjang berlangsung sebelum satu kuartal. Penelitian yang dilakukan menunjukkan adanya interdependensi antara neraca transkasi berjalan dengan neraca modal. Berdasarkan analisis yang dilakukan, kebijakan yang ditempuh untuk stabilisasi neraca pembayaran karena defisit neraca transkasi berjalan dengan mendatangkan modal luar negeri seharusnya juga diikuti dengan kebijakan stabilisasi aliran modal luar negeri itu sendiri (neraca modal).

A Current account deficit is one of common characteristics of developing nations. Whether it is in fact a central cause behind the debacle continues to be a somewhat controversial issue. Views on current account deficits is still also evolving and changing. These changes have been the result of important crisis situations in both the advanced and the emerging countries. Devaluation of Indonesia’s currency had been a policy that is taken by Indonesia’s government in responding to current account deficits and external imbalances. Since 1971 Rupiah had been devaluated fourth times to fix current account deficits. But after 1986, devaluation of Indonesia’s currency had been left. Since then, Current Account deficits had been financed by huge capital inflows. But a positive net capital inflow implies a higher stock of financial claims by the rest of the world against the resident and hence larger profit remittances and dividend and/or interest payments in the future. This research analyzes interrelations between current account and capital account of Indonesia based on quarterly data from 1981.1 to 2002.3. Johansen Cointegration test applied in this analysis shows that there is a cointegration between current account and capital account with one cointegration equation. The result is consistence with Granger causality test, which shows that there is a bilateral causality between them. Through Vector Autoregressive (VAR), it also could be seen that positive net capital inflows will cause deficits pressure on current account at first, third, fifth, and seventh quarter in the future (one quarter break). Impulse Response Analysis also shows that positive net capital inflow will cause deficits pressure on current account one-quarter break after. But response of current account to the capital shock will not cause permanent impact on the current account. Current account will response to the capital shock till eleventh quarter after shock. After that, it will be back to its’ long term equilibrium. Through the analysis of variance decomposition, it could be seen that the response of current account to the shock is mostly caused by the shock of current account itself. Interdependence analysis through vector error correction model (VECM) shows that there is short term and long-term adjustment process. How fast the speed of adjustment process is shown by the coefficients of error correction term (ECT) in the model. The speed of adjustment of current account towards its long-term equilibrium is 36.05% per quarter, but that of capital account is faster, 109.9% per quarter. So, the adjustment process of capital account towards its long-term equilibrium needs shorter than one quarter. This research concludes that there is interdependence between current account and capital account. Based on the analysis, positive net capital inflows themselves could be a major cause of current account deficits; so stabilizing of balance of payment has also come to include stabilizing of capital account.

Kata Kunci : Neraca Transaksi Berjalan, Neraca Modal, Neraca Pembayaran, Vector Autoregressive (VAR), Analisis Impulse Response, Analisis Dekomposisi Varian, Kointegrasi, Vector Error Correction Model (VECM), Current Account, Capital Account, Balance of Payments, Vect


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.