Laporkan Masalah

Analisis risiko usahatani bawang merah dengan pola tanam berbeda di Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul

RATRI, Wahyu Setya, Prof.Dr.Ir. Masyhuri

2003 | Tesis | S2 Ekonomi Pertanian

Penelitian ini dimaksud untuk melihat tingkat pendapatan dan biaya produksi bawang merah pada pola monokultur (padi-bawang) dengan pola tumpangsari (bawang-cabai) dan membandingkannya dengan padi dan cabai pada pola yang sama, tingkat risiko yang dapat ditanggung sebagai kerugian petani bila mengusahakan komoditi tersebut, juga mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan petani dalam menerima risiko tersebut, serta bagaimana perilaku petani dalam menerima risiko tersebut. Penelitian ini menggunakan teknik multi stage random sampling dan random sampling di Desa Srigading dan Murtigading pada Kecamatan Sanden Kabupaten Bantul dengan mengambil sampel sebanyak 60 petani yang mengusahakan bawang merah dengan pola tersebut selama Oktober 2002-januari 2003. Uji penelitian ini menggunakan uji t-test untuk mengetahui tingkat pendapatan padi, bawang, dan cabai pada pola berbeda, BLPX 88(Tabelau Linnear Proggraming Simplex 88) untuk mengetahui tingkat risiko dan kerugian yang diterima petani, dan menggunakan OLS (Ordinary Least Square) untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan petani. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pendapatan bawang merah pada pola tumpangsari lebih tinggi dari cabai, padi, dan bawang merah monokultur, sedangkan biaya produksi pada bawang merah pada pola tumpangsari lebih tinggi dari cabai, padi, dan bawang merah monokultur. Dari hasil uji risiko dengan menggunakan BLPX 88 diketahui jika memperhitungkan risiko keuntunga n yang diperoleh sebesar Rp 5.361.726 per tahun, jika tidak memperhitungkan risiko keuntungan yang diperoleh Rp 7.037.568 per tahun atau 47.89% dari keuntungan yang diterima pertani, dengan kata lain risiko yang diterima petani pada pola monokultur sebesar 26.43% sampai 30.9% dari total pendapatannya dan pada pola tumpangsari sebesar 28.6% sampai tak terhingga dari total pendapatannya. Oleh karena itu petani menyukai risiko karena pendapatan yang diterima lebih tinggi dari kerugiannya. Faktor yang mempengaruhi pendapatan berisiko jika mengusahakan bawang, cabai, dan padi pada pola berbeda, adalah harga jual dan tingkat kerugian yang diterima dari usahatani yang diusahakan

The aimed of this research knowing the level of income and cost production in the shallost cropping pattern monoculture (rice-shallost) co mpered with shallost cropping pattern multiplecropping (shallost-chili) and than compered to rice and chili in the same of cropping pattern, range of risk in the income that gained in shallost, rice, and chili on the cropping pattern monoculture and multip lecropping, also knowing factor with affected that risk income and how farmer altitude reciving the risk appeared by existed of different cropping pattern. The research has been done by multistage random sampling and random sampling at Murtigading and Srigading Village Sanden Distric Bantul Regency for 60 farmers sampel who cultivated plantation during Oktober 2002 until Januari 2003. The research is tested by t-test knowing range of income of shallost, rice, and chili in the different cropping pattern, BLPX 88 (Tabelau Linnear Proggraming Simplex 88) to know the risk that appeared in the result of different cropping pattern, and OLS (Ordinary Least Square) to know what factor which affected the risk income of the farmers. The result of research improve that level income in shallost cropping pattern multiplecropping is higher compered to chili, shallost cropping pattern monoculture and rice, and than level cost production in shallost cropping pattern multiplecropping is higher compered to shallost cropping pattern monoculture, rice, and chili cost production. In the risk analysis if we consider the risk in income than income Rp 5.361.726 annual and if we didn’t consider the risk income Rp 7.037.568 annual, this mean risk can taken farmer’s is 47.89% from total income and this mean too take this risk for the risk 26.43% until 30.90% in cropping pattern monoculture and 28.6% until unlimitted in cropping pattern multiplecropping. So this mean is the farmer is risk lover or like risk because income higher than cost production. The whole factor which influence the income risk in shallost, rice, and chili from different cropping pattern is, selling price and loss of income, while on the time selling price doesn’t predicted from farmer.

Kata Kunci : Usahatani Bawang Merah,Pola Tanam,Resiko, risk, shallost in different cropping pattern, selling preice, and farmers altitude in accepted the risk


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.