Keris pada mulanya tergolong jenis senjata tikam. menurut penelitian para ahli, jenis senjata tikam ini hanya terdapat di Asia Tenggara, khususnya di kepulauan Nusantara. Keris sendiri telah menempuh masa perkembangan yang cukup lama sebelum mencapai bentuk dan fungsinya seperti sekarang ini. Perkembangan itu khususnya di Jawa, seirama dengan perkembangannyakebudayaan secara keseluruhan. Keris dalam penggunaanya menyangkut segi kehidupan yang sangat luas. Selain itu sejalan dengan perkembangan kebudayaan dan sistem kehidupan sosial, maka fungsi keris mengalami perkembangan dan perubahan pula. Terlihat misalnya pada keris yang semula merupakan tikam berubah menjadi barang keramat yang dihormati, barang yang dipuja, lambang ikatan keluarga, tanda jasa, tanda pangkat atau jabatan, barang mewah karya seni, dan akhirnya dianggap sebagai cendera mata. Berdasarkan kebutuhan akan cenderamata baik untuk memenuhi permintaan wisatawanmancanegara maupun lokal, dapat diasumsikan bahwa produk keris ini merupakan komoditi karya seni kriyayang mempunyai prospek cerah. Pengaruh pariwisata sangat menentukan terhadap perubahan bentuk-bentuk karya seni sesuai dengan keinginan dari para wisatawan. Cenderamata keris Jawa Tengah yang disampaikan kepada wisatawan merupakan media pemindahan nilai yang terwujud sebagi kesan ( impresi) wisatawan terhadap segala hal yang didapatkan ketika berwisata. Dalam konteks pemasaran, pencitraan atau penciptaan kesan nilai yang diproyeksikan pada cinceramata merupakan faktor yang menetukan keberhasilan pemasaran pariwisata. Dengan demikian cinderamata keris Jawa Tengah dapat menjadi jembatan yang bersifat asosiatif dalam mengenal budaya pariwisata setempat. Kajian penelitian ini menyimpulkan bahwa pergeseran nilai dan fungsi keris cenderung disebabkan oleh adanya kebutuhan-kebutuhan baru sesuai dengan tuntutan perubahan jaman.

Kata Kunci : Seni Kriya,Keris,Perkembangan