Laporkan Masalah

Serampangan XII :: Tari kreasi yang mentradisi pada masyarakat Melayu Pesisir Sumatera Timur

NURWANI, Prof.Dr. R.M. Soedarsono

2003 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Tesis ini membicarakan mengenai keberadaan, perkembangan , bentuk, dan fungsi tari Serampang XII pada mastyarakat Melayu Pesisir Sumatera Timur. Oleh karena penelitian ini merupakan penelitian tekstual disertasi dengan penulisan notasi laben, dilakukan dengan pendekatan etnokoreologi. Penelitian ini juga merupakan penelitian kontekstual, yang menekankan aspek sejarah, antropologi, dan sosiologi, maka dilakukan dengan pendekatan multidisiplin. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa tari Serampang XII dari awal penciptaannya tahun 1938 oleh Sauti, selalu hidup dalam masyarakat pendukungnya, terutama d daerah Melayu Pesisir Sumatera Timur. Pada masa pemerintahan presiden Soekarno tahun 1950-an, tarian ini dijadikan sebagai tari nasional. Kebijaksanaan ini diambil untuk kepentingan politik pada masa itu, guna menangkal kebudayaan barat yang masuk ke Indonesia, seperti dansa-dansi. Tari Serampang XII yang berkembang pesat pada masyarakat Melayu Pesisir Sumatera Timur, berakar dari gerak-gerik tari Ronggeng. Semua dapat dilihat dari gerak-gerik tari, instrument yang digunakan, serta lagu yang mengiringinya. Sementara tari Ronggeng tersebut telah mendapat pengaruh dari Portugal, baik gerak, lagu, maupun tempo, selain pengaruh-pengaruh dari daerah lain yang ada di Indonesia. Lama kelamaan pengaruh-pengaruh tersebut telah menjadi tradisi masyarakat itu sendiri. Konsep tari Serampang XII yang mengisahkan percintaan sampai ke jenjang pernikahan disusun kedalam dua belas ragam. Gerak-gerik yang disusun menghasilkan bentuk yang syarat dengan nilai estetika. Nilai estetika yang terdapat dalam tarian ini disesuaikan dengan nilai estetika masyarakat Melayu itu sendiri. Tari ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, dan sebagai presentasi estetis, tapi juga berfungsi sebagai kesinambungan kebudayaan, sebagai sarana pendidikan dalam menyampaiakn pesan-pesan moral, dan pernah berfungsi sebagai propaganda politik. Dengan demikian dapat dikatakan, walaupun tari Serampang XII sebetulnya tergolong kedalam tari kreasi baru, namun dalam perkembangannya masyarakat selalu mengikuti sampai saat ini, maka dalam khasanah budaya Melayu, bisa dianggap sebagai tari tradisi.

Available in Fulltext

Kata Kunci : Tari Serampang XII, Masyarakat Melayu Pesisir


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.