Laporkan Masalah

PEMAKAIAN BAHASA DALAM KOMUNITAS BACKPACKER INDONESIA: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

FRANCISCA CHRISTY ROSANA, Drs. Tri Mastoyo Jati Kesuma, M.Hum.

2014 | Skripsi | SASTRA INDONESIA

Kegiatan backpacking menjadi gaya hidup masa kini yang banyak diminati oleh berbagai kalangan, khususnya anak muda. Fenomena munculnya pelaku backpacking di Indonesia belakangan ini menyebabkan munculnya komunitas backpacker. Sejalan dengan perkembangannya, komunitas backpacker di Indonesia semakin lama semakin menunjukkan eksistensinya. Hal itu terbukti dengan munculnya berbagai tulisan, baik di media cetak maupun di media online yang ditulis oleh para backpacker. Di dalam buku yang memuat cerita para backpacker, terdapat cukup banyak istilah khusus yang digunakan dalam komunitas tersebut, yang timbul karena kebutuhan pemakaiannya. Istilah-istilah yang digunakan oleh para backpacker sebagian besar merupakan istilah berbahasa asing, khususnya bahasa Inggris. Penggunaan istilah-istilah asing yang diserap tersebut pada umumnya tidak sesuai dengan kaidah yang sebenarnya. Pemakaian bahasa dalam komunitas backpacker bersifat khas dan di dalamnya terdapat istilah-istilah khusus yang digunakan sebagai media interaktif antarkelompok. Penelitian mengenai pemakaian bahasa pada komunitas bacpacker Indonesia dilakukan melalui tiga tahap, yaitu tahap penyediaan atau pengumpulan data, tahap penganalisisan data, dan tahap penyajian data. Data diambil dari majalah online BWISK, National Geographic Traveller Indonesia, dan laman www.backpackerindonesia.com. Data diambil dari ketiga sumber tersebut karena dianggap paling representatif. Kedudukan register komunitas backpacker dalam masyarakat tentu telah memenuhi konsep-konsep yang memenuhi berbagai aspek perjalanan, yang sebelumnya tidak bisa digambarkan atau tidak bisa dinyatakan oleh masyarakat. Istilah-istilah dalam komunitas backpacker juga telah memenuhi ciri-ciri sebagai register, yaitu memiliki keunikan dan kekhasan dibandingkan dengan istilahistilah yang dikenal oleh masyarakat pada umumnya serta telah menjadi sarana komunikasi intrakelompok. Selain itu, pembahasan penggunaan istilah-istilah berbahasa asing juga perlu dibahas, khususnya berbahasa Inggris serta campur kode dalam komunitas tersebut dan fungsi sosial yang terdapat di dalamnya. Dalam register komunitas backpacker di Indonesia, campur kode terjadi karena adanya perbedaan latar belakang budaya, bahasa, dan pendidikan dengan komunitas backpacker dari negara asalnya. Campur kode juga terjadi dalam komunitas ini karena adanya keterbatasan bahasa dalam mengungkapkan suatu tuturan dan tidak ada padanan katanya atau tidak memenuhi konsep hal yang ingin dituturkan atau dinyatakan. Campur kode dibagi menjadi dua bagian, yaitu campur kode ke dalam (inner-code) dan campur kode ke luar (outer-code). Adanya istilah-istilah serapan serta campur kode ini telah memengaruhi fungsi bahasa komunitas backpacker. Fungsi bahasa yang terdapat dalam register ini kemudian dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial sehingga terjadi pergeseran fungsi bahasa menjadi fungsi sosial.

Nowadays, backpacker is a new lifestyle that attracts many people, especially the young ones. As the people who do backpacking in Indonesia rise in the recent time, the backpacker communities ae created. As the time goes, the backpacker communities have shown their existence more and more. Their existence can be seen in various kinds of articles, both in printed and online media. In many some books of backpacker‟s stories there are many special term written in. It occurs due to the usage of the terms. Most of the terms used by backpackers are foreign language, especially in English. They do not use that terms correctly. The using of language in backpacker‟s communities has its own unique and there are some special terms in it A study of language use in backpacker communities implemented in three stages, collecting, analyzing, and presenting. Data taken from BWISK, National Geographic Traveller Indonesia, and www.backpackerindonesia.com. Data were taken from that magazine and website because the author assume that the source is the most representative source. The position of register in backpacker communities in the society has met the concepts of many aspects in trip now, unlike before when it could not be described of expressed. Terms in backpacker‟s communities have also met the characteristics as register.they have their own unique compared to the other terms known by people in general and have become a way in intragroup communication. Furthermore, the author will also discuss the usage of terms in foreign language, especially in English, code-mixing, and social functions contained in them. Code-mixing occurs from the differetiation of cultural background, language, and education between backpacker‟s communities in Indonesia and the origin backpacker communities. Code-mixing also occurs from the limitation of language in expressing something and there is no equivalent concept that meet the wanted meaning. Code-mixing divided in two parts, inner code, and outer code. Terms uptake and code-mixing have affected the function of register backpacker‟s communities language function. The language function affected by social factors and becomes social function.

Kata Kunci : leksikon, blending, serapan, campur kode, fungsi bahasa, fungsi sosial


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.