Laporkan Masalah

Wacana peringatan pada spanduk kepolisian :: Kajian sosiolinguistik

PRATIWI, Brillianing, Prof. Dr. Soepomo Poedjosoedarmo

2010 | Tesis | S2 Linguistik

Spanduk merupakan kain rentang yang berisi slogan, propaganda, atau berita yang perlu diketahui umum. Salah satu contoh spanduk yaitu spanduk yang berasal dari instansi kepolisian ditujukan bagi masyakarat umum. Spanduk kepolisian mempunyai ciri yang berbeda dengan spanduk lain. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan ciri-ciri dan konsep budaya yang melatarbelakangi wacana peringatan pada spanduk kepolisian, keadaan spanduk dilihat dari warna spanduk, tipografi, dan pemasangan. Selain itu, penelitian ini menjelaskan perbedaan antara spanduk di Yogyakarta dan di Kebumen. Penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap penyediaan data, tahap analisis data, dan tahap penyajian hasil analisis. Tahap penyajian data menggunakan metode observasi/metode simak. Penelitian ini mengambil studi kasus di Yogyakarta dan di Kebumen. Pada tahap analisis data digunakan metode korelasi atau pemadanan. Tahap penyajian hasil analisis dinyatakan dengan metode informal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peringatan disampaikan pendek, sederhana dan disertai logo karena disesuaikan dengan tempat. Konsep budaya yang melatarbelakangi wacana peringatan berasal dari daerah tutur bahasa Jawa. Meskipun demikian, ada perbedaan antara daerah Yogyakarta dan Kebumen. Spanduk di Yogyakarta lebih memilikiki keberagaman bahasa. Adapun spanduk di Kebumen umumnya memanfaatkan majas (gaya bahasa).

Banner is an extended fabric containing slogan, propaganda, or news which society needs to know. One of the examples is banner made by police department directed to public. Police banner has different characteristics from the other banners. This research aims to describe three points. The first point is the characteristics of warning discourse of police banner. The second one is the banner situasion seen from the color, the tipography, and the posting. The last point is the differences between banner in Yogyakarta and Kebumen. This research consists of three steps: collecting data, analyzing data, and presenting the analysis result. Collecting data uses observation method. This research takes the case studies in Yogyakarta and Kebumen. The data is analyzed by using correlation or comparison method. The analysis result is then presented with informal method. Result of the research shows that a warning discourse has short and simple language. It depends on place and that the Javanese cultural concept providing a basis of the warning discourse of police banner comes. Nevertheless, there are some differences between Yogyakarta area and Kebumen area, i.e that banners in Yogyakarta have more various language, while the banners in Kebumen generally use figure of speech.

Kata Kunci : Wacana peringatan,Spanduk,Instansi kepolisian,Yogyakarta,Kebumen, warning discourse, banner, police department


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.