Laporkan Masalah

KAJIAN PELESTARIAN HUTAN WONOSADI DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

DIAN OCTATRY GANASARI, S.HUT, Prof. Dr. Ir. H. Djoko Marsono

2011 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

Pelestarian fungsi Hutan Wonosadi adalah rangkaian upaya terpadu untuk memelihara kelangsungan daya dukung lingkungan hidup Hutan Wonosadi. Tujuan penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan kondisi sumberdaya Hutan Wonosadi, 2) mengetahui kondisi sosial ekonomi masyarakat Desa Beji, 3) mengetahui bentuk pengelolaan, fungsi, wewenang, dan kebijakan Pemerintah Desa Beji, Pemerintah Kabupaten Gunungidul, dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Gunungkidul dalam pelestarian Hutan Wonosadi, dan 4) mengetahui persepsi stakeholder. Data primer meliputi: data sosial ekonomi budaya, data persepsi stakeholder, dan data mengenai bentuk pengelolaan hutan. Data sekunder terdiri dari data keanekaragaman flora-fauna dan data kependudukan Desa Beji. Teknik pengambilan data adalah dengan wawancara, observasi, dokumentasi, dan melalui kuisioner (tujuan 2 dan 4). Data dianalisis secara diskriptif serta menggunakan metode analisis kebijakan Analytical Hierarchy Process untuk mendapatkan strategi pengelolaan dan pelestarian Hutan Wonosadi yang optimal. Terdapat lebih dari 107 jenis pohon, 8 jenis anggrek, 30 tanaman obat, dan berbagai jenis fauna di Hutan Wonosadi. Kondisi sosial ekonomi responden adalah bermata pencaharian petani berprofesi ganda 53%, petani 20%, buruh tani 17%, dan wiraswasta 10%. Tingkat pendapatan rata-rata responden termasuk dalam rumah tangga miskin, yaitu sebesar Rp 722.000,00 per bulan. Pengusahaan Hutan Wonosadi dikembangkan berdasarkan keberpihakan kepada masyarakat, pemerintah sebagai fasilitator, dan peran Dinas Kehutanan sebagai pihak pembinaan kehutanan. Kelestarian Hutan Wonosadi harus mempertimbangkan prioritas dan strategi untuk meningkatkan pengelolaan yang efektif dan merangkul semua pemangku kepentingan. Strategi prioritas pelestarian Hutan Wonosadi adalah dengan kelola lingkungan, kelola produksi, tata batas terhadap kawasan yang dilindungi, informasi spesies langka dan habitatnya, hubungan sosial yang sejajar, partisipasi, pembagian kewenangan, pemberian manfaat hutan kepada masyarakat, dan adanya sumber-sumber ekonomi yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.

Conservation of Wonosadi Forest function are series of integrated efforts to maintain the sustainability of load bearing capacities of the environment. The objective of research are: 1) to describe the forest resources in Wonosadi Forest, 2) to determine the socio-economic conditions of society Beji Village, 3) to knowing the type of management, functions, authorities, and government policy of Beji Village, Gunungidul Regency Government, and Forestry Ministry in the study of conservation of Wonosadi Forest, and 4) to determine the perceptions of stakeholders. Primary data cover: socio-economic and cultural, stakeholder’s perception, and the form of forest management. Secondary data consists of diversity of florafauna and population of Beji Village. Data collection technique were by interview, observation, documentation, and through questionnaires (goals 2 and 4). Data were analyzed using descriptive and Analytical Hierarchy Process for optimal management and conservation strategies Wonosadi Forest. There are more than 107 tree species, 8 species of orchids, 30 medicinal plants, and various species of fauna in the Wonosadi Forest. Socio-economic conditions of respondent are farmers by profession a double 53%, 20% of farmers, farm laborers 17%, and 10% self employed. Average income are Rp 722,000.00 per month. Concession of Wonosadi Forest developed based on alignments to the public, the government as a facilitator, and the Forestry Ministry role as the party of forestry development. Sustainability should consider priorities and strategies to enhance effective management and embrace for all stakeholders. Wonosadi Forest’s conservation priorities strategy are to manage the environment, production management, the borders of protected areas, information on endangered species and their habitats, social relationships whose parallel, participation, the division of authority, granting benefits to the community forest, and economic resources that support the need of community.

Kata Kunci : Pelestarian, Hutan Wonosadi, Analytical Hierarchy Process (AHP), sosial ekonomi, dan persepsi stakeholder.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.