Laporkan Masalah

PENGGUNAAN RUANG PUBLIK BERBASIS KEBERSAMAAN DI PERMUKIMAN KAMPUNG BALONG KELURAHAN SUDIROPRAJAN KECAMATAN JEBRES SURAKARTA

WORO UTAMI, Prof. Ir. Sudaryono, M.Eng, Ph.D.

2014 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan Daerah

Ruang publik merupakan sarana umum yang penting bagi kehidupan masyarakat karena ruang publik memfasilitasi interaksi antara anggota masyarakat. Pada dasarnya ruang pubik merupakan suatu wadah yang dapat menampung aktivitas tertentu dari masyarakatnya, baik secara individu maupun kelompok. Di Kampung Balong merupakan permukiman campuran antar etnis Tionghoa dan Jawa yang memiliki keunikan pada penggunaan ruang publiknya. Berbagai kegiatan yang ada di Kampung Balong menyebabkan berkurangnya kebutuhan ruang publik. Fenomena keterbatasan ruang publik terlihat dari kegiatan aktivitas individu nampak sangat dominan dalam pemanfaatan ruang publik. Berdasarkan fenomena yang terjadi kegunaan ruang publik sudah tidak sesuai dengan fungsinya. Tujuan penelian penggunaan ruang publik dan nilai-nilai yang mendasari pengggunaan ruang publik. Metodologi yang digunakan adalah induktif dengan pendekatan kualitatif fenomenologi. Temuan lapamgan dan pembahasan menunjukan bahwa penggunaan ruang publik di Kampung Balong digunakan untuk berbagai kegiatan diantaranya kegiatan ekonomi, kegiatan sosial, kegiatan budaya. Berbagai kegiatan dapat dibedakan menjadi kegiatan individu dan kegiatan bersama. Ruang publik yang digunakan untuk kegiatan individu maupun bersama menciptakan nilai-nilai yang mendasari penggunaaan ruang publik di Kampung Balong. Nilai-nilai yang mendasari penggunaan ruang publik di Kampung Balong adalah kebersamaan yang meliputi toleransi, kepercayaan, perlindungan, saling menjaga, saling memiliki, karena mereka saling mengenal dan saling membutuhkan. Nilai – nilai yang ada di Kampung Balong timbul akibat kebiasaan kehidupan sehari-hari di masyarakat. Kesimpulan penggunaan ruang publik di Kampung Balong didasarkan kebersamaan antar masyarakat. Kebersamaan yang terjadi di Kampung Balong timbul adanya alkulturasi dua budaya yang berbeda yaitu Tionghoa dan Jawa, sehingga dalam kondisi kepadatan penduduk yang tinggi dan ruang terbatas membuat masyarakat diharus berbagi dalam berbagai hal diantaranya untuk tiap kegiatan. Kata kunci: Ruang Publik, Permukiman, Kampung Balong, Tionghoa dan Jawa

Public space is an important means to the society life because it facilitates the interaction between the members of society. Basically, public space is a container that can accommodate its society’s certain activity, either individually or in group. Balong Kampong is the mixed settlement of Chinese and Javanese ethnics having uniqueness in using its public space. A variety of activities existing in Balong Kampong leads to the reduction of public space requirement. The phenomenon of limited public space can be seen from the individual activity apparently very dominant in the utilization of public space. Considering the phenomenon occurring, the use of public space has been no longer consistent with its function. The objective of research was to find out the use of public space and the values underlying the public space use. The methodology employed was inductive one with phenomenological qualitative approach. The findings in the field and discussion of research showed that the public space in Balong Kampong was used for a variety of activities including economic, social, and cultural ones. Those activities could be divided into individual and collective (common) activity. The public space used for either individual or collective activity creates the values underlying the use of public space in Balong Kampong. These values were commonness including tolerance, trust, protection, mutual guarding, sense of belonging, because they recognize and need each other. The values existing in Balong Kampong resulted from the daily life habit within the society. The conclusion of research was that the use of public space in Balong Kampong was based on the commonness within the society. The commonness (commonality) occurring in Balong Kampong resulted from the acculturation of two different cultures: Chinese and Javanese, so that in highly dense-population condition and limited space, the society is required to share many things for each activity. Key Words: Public Space, Settlement, Balong Kampong, Chinese and Javanese

Kata Kunci : Ruang Publik, Permukiman, Kampung Balong, Tionghoa dan Jawa; Public Space, Settlement, Balong Kampong, Chinese and Javanese


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.